TANGERANGNEWS.com-Ada yang berbeda pada kegiatan Kursus Lanjutan Banser yang digelar Gerakan Pemuda Ansor Banten pekan kemarin di Taman Cicido Cisoka Tangerang.
Diantara ratusan peserta terlihat sosok Anton Liem, salah satu anggota Banser Satkoryon Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.
Anton adalah seorang mualaf pada tahun 1995. Ia kemudian memilih bergabung menjadi Banser.
"Saya menjadi mualaf dan diislamkan oleh salah satu kyai di Ponorogo, Jawa Timur," tuturnya.
Pria kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat 45 tahun lalu tersebut menceritakan awal mula ketertarikannya bergabung menjadi anggota Banser.
"Dalam proses saya mempelajari Islam, saya cukup mengagumi sosok KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dari situlah saya banyak belajar dan mencermati NU," kata Anton.
Menurutnya NU dengan gerakan keagamaan, kemasyarakatan dan kebangsaanya sangat selaras dengan budaya dengan ciri khas keindonesian, terutama ketika melihat sepak terjang Banser.
"Dari situ saya mulai tertarik dengan Banser dan memutuskan untuk ikut bergabung menjadi Banser," imbuhnya.
Dengan mata berkaca-kaca Anton berkisah indahhya ia bergabung menjadi anggota Banser. Ia mengatakan tak mengira sambutan sahabat-sahabat Banser yang begitu hangat, ramah dan santun. Belum lagi ia manyaksikan dan merasakan sendiri keikhlasan dan ketulusan Banser dalam berjuang membela dan memperjuangkan agama dan bangsa.
"Saya mulai bergabung di Banser sejak tahun 2017 dengan mengikuti Diklat Dasar Banser. Saya juga mohon doanya, semoga saya dan keluarga bisa terus istiqomah berkhidmat di Banser dan NU serta mempelajari agama Islam yang rahmatan lil 'alamin," pungkasnya.
Kegiatan Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) sendiri merupakan jenjang pengkaderan menengah dalam program kaderisasi Banser dengan tujuan mempersiapkan calon-calon pemimpin dan mendorong profesionalitas Banser. (RMI/RAC)