TANGERANGNEWS.com-Pasca didatangi polisi akibat viralnya mural Tuhan Aku Lapar di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, si pemuat Deka Sike, mengaku trauma dan merasa tertekan.
Deka mengaku tidak menyangka efeknya akan sebesar itu gara-gara mural. Padahal mural tersebut merupakan sebuah ekspresi dan karya seni, sehingga dia merasa tidak ada aturan hukum yang mereka langgar.
"Cukup tertekan, kami tidak menyangka efeknya polisi akan seperti itu. Ini adalah cara kami mengekspresikan sesuatu. Tuhan Aku Lapar adalah aduan dan keluhan kami kepada Tuhan sang Pencipta," ujarnya seperti dilansir dari Tempo, Minggu 15 Agustus 2021.
Menurut Deka, polisi menyatakan tidak membatasi karya seni, namun tindakan petugas mendatangi rumahnya itu merupakan bentuk penekanan. Sehingga, pascakejadian itu, mereka mulai ragu dan merasa tidak bebas untuk berkarya lagi.
“Cara mereka mendatangi rumah kami itu sudah memberikan penekanan pada kami dan keluarga," kata Deka.