TANGERANG-Di saat gencarnya masyarakat tiga desa di Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang (Desa Peusar, Desa Budimulya dan Desa Matagara), melakukan protes keras atas pencemaran lingkungan udara oleh pabrik peleburan baja, tiba-tiba beredar
issue kalau di belakang PT Power Steel Mandiri (PT Sanex Steel Indonesia) adalah Cikeas.
Issue itu disikapi masyarakat sebagai bentuk “kekebalan” pabrik tersebut terhadap protes yang dilakukan sejak 2006, dan upaya Pemda Kabupaten melakukan teguran hingga tindakan penutupan. Karena pencemaran udara dari operasional peleburan baja sangat membahayakan keselamatan warga desa.
Ketua Cabang Himpunan Pemuda Banten (HPB) Kab. Tangerang, Tommy Suherman, membenarkan isyu itu telah berkembang di tengah masyarakat. Pihaknya mengkaitkan atas sikap bandel direksi Sanex, tak peduli protes warga tiga desa serta tindakan formal Pemda Kab. Tangerang.
“Tempo hari juga muncul
issue direksi Sanex sahabat Kapolda Metro jaya. Yang namanya
issue, bisa benar tapi juga bisa tidak. Yang jelas, pabrik itu memang dibekingi pejabat. Buktinya, perusahaan itu menutup sebelah mata perintah Bupati Tangerang agar menghentikan operasional peleburan yang telah merugikan warganya,” paparnya.
Meskipun begitu, lanjut Suherman, pihaknya yang sejak satu tahun ini membantu warga tiga desa tersebut tak akan berhenti berjuang. “Kami tak akan gentar, sekalipun di balik perusahaan itu maupun Cikeas. Yang kami perjuangkan adalah hak hidup sehat masyarakat. Itu saja,” tegasnya.
Diketahui, Bupati melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Kab. Tangerang, Hermansyah, telah mengeluarkan surat Sekda Kab. No.004/417/SPPS tertanggal 11 Oktober 2011 tentang peringatan/penutupan operasional pabrik peleburan baja tersebut. Landasan hukumnya adalah laporan sekaligus surat peringatan yang diterbitkan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kab. Tangerang terhadap PT Power Steel Mandiri (PT Sanex Steel Indonesia).
Hasil pemantauan BLHD Kab. Tangerang atas laporan warga tiga desa, ditemukan pelanggaran analisis mengenai dampak linkungan (AMDAL). Beberapa kali lembaga pemerintah itu berkirim surat teguran, bahkan penutupan sementara operasional, tapi tak ditanggapi.
Bukan hanya itu, setiap kali warga melakukan demo ke pabrik yang terletak di Jl. KH. Syech Nawawi, kawasan berikat Milenium Estate, Kec. Cikupa, Kab. Tangerang, selalu muncul massa tandingan yang entah didatagkan dari mana, serta anak-anak di bawah umur.
“Sanex itu kebal sama surat Bupati. Ini kan luar biasa. Terhadap kebijakan pemimpin daerah saja begitu, apalagi sama warga desa yang lemah. Kami curiga direksi perusahaan itu bukan warga Indonesia, sebab nggak paham sama hukum di sini. Cari untung sebanyak mungkin tanpa peduli kesehatan masyarakat luas,” gumam Tommy Suherman.
(BRT)