TANGERANG-Penyerapan APBD Kabupaten Tangerang pada 2011 tidak optimal. Itu terbukti dengan masih tersisanya anggaran (silva). Rata-rata penyerapan hanya mencapai 60 persen.
Itu diakui oleh Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah Kabupaten Tangerang, M Rukman, pekan lalu. "Anggaran belanja daerah 2011 yang dikeluarkan tidak seluruhnya terserap," ucapnya.
Menurut Rukman, meski laporan penggunaan ABPD 2011 belum disampaikan kepada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Tangerang kepada pihaknya. Namun, APBD yang dicairkan sejak awal tahun 2011 dan Anggaran Bantuan Tambahan, menunjukan tingkat penyerapan yang rendah.
Yakni dengan angka penyerapan, belanja tidak langsung sekitar 78,65 persen, belanja langsung 48,59 persen, dan belanja daerah 61,95 persen. "Jadi rata-rata tingkap penyerapan sekitar 60 persen. Memang belum optimal, karena itu akan dilanjutkan di tahun berikutnya," ucap Rukman.
Menurut Rukman, rendahnya tingkat penyerapan anggaran itu karena keterlambatan pekerjaan pembangunan yang belum diselesaikan. Karena khawatir menumpuk, pihaknya terpaksa menunda dulu . Pada APBD Kabupaten Tangerang 2011, pendapatan mencapai Rp 1,981 triliun, dan belanja daerah Rp 2,275 triliun, atau defisit Rp 293 miliar.
"Sejumlah proyek dan program pemerintah daerah yang dikerjakan selama tahun 2011 oleh sejumlah dinas maupun badan belum semuanya diselesaikan sampai akhir tahun. Misalnya program perbaikan jalan. Karena itu untuk proyek selanjutnya ditunda dulu. Ini tentu berdampak pada tingkat penyerapan tadi," ucapnya.
Menurut Rukman, sisa anggaran tadi akan digunakan pada 2012 mendatang. "Pasti digunakan sisa anggaran itu, kalau tidak tentunya akan mubazir. Anggaran itu nantinya segera terserap sekian persen dari jumlah dana yang dikucurkan," katanya.
Secara terpisah, Fahmi Faisuri, Kepala Subdit Kas Daerah Kabupaten Tangerang, mengatakan, APBD yang tidak terserap, dikarenakan beberapa faktor. Selain keterlambatan pengerjaan proyek yang ada, juga efisiensi penggunaan dana APBD tersebut.
"Ada dana belanja yang ditutupkan dalam mengerjakan progam pembangunan. Disinilah terjadinya defisit karena tidak semuanya dihabiskan sampai akhir tahun," ucapnya.(DRA)