Hari ini Puncak Arus Mudik di Bandara Soekarno-Hatta, Penumpang Diprediksi Capai 243 Ribu
Jumat, 28 Maret 2025 | 17:59
Puncak arus mudik di Bandara Soekarno-Hatta Kota Tangerang diperkirakan terjadi pada hari ini, Jumat 28 Maret 2025.
TANGERANG-Sri Rumiyati alias Yati,48, terdakwa kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap suaminya bernama Hendra alias Burung ,50, yang dipotong menjadi 13 bagian, divonis 14 tahun penjara, hari ini di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang.
Vonis tersebut jauh lebih ringan dibandingkan dengan dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) yang mendakwanya seumur hidup. Majelis hakim yang diketuai oleh Halimah Pontoh mengatakan, tindakan Sri tidak memenuhi unsur-unsur pembunuhan berencana seperti dakwaan jaksa penuntut umum (JPU). Baca Juga : Mutilasi Tangerang
“Berdasarkan keterangan saksi-saksi dan bukti selama persidangan, terdakwa tidak terbukti melanggar pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana seperti dalam dakwaan primer. Maka terdakwa dihukum dengan dakwaan subsider pasal 338 KUHP karena terbukti melakukan pembunuhan,” kata Halimah, dalam persidangan.
Yang memberatkan terdakwa, kata Halimah, adalah terdakwa telah meresahkan masyarakat karena perbuatannya sangat sadis. “Sementara yang meringankan adalah terdakwa bersikap baik dan mengakui kesalahan yang diperbuatnya sehingga memperlancar proses persidangan,” ucap Halimah.
Setelah mendengar vonis itu, Sri langsung lemas dan menangis. Sementara kuasa hukumnya Agus Siswoyo menilai putusan hakim itu tepat, karena jika melihat dari kronoligisnya, Yati melakukan pembunuhan saat usai melakukan pertengkaran dengan suaminya tanpa perencanaan lebih dahulu.
“Dia tidak merencanakannya jauh-jauh hari, tapi dilakukan saat itu juga karena merasa tiudak tahan dengan suaminya,” ungkap Agus. Seperti diketahui, aksi pembunuhan tersebut dilakukan Sri di rumah kontrakan yang dia tempati bersama Hendra di Kampung Teriti, Desa Karet, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang.
Pembunuhan dilakukan Sri dengan cara menghantamkan batu ke kepala suaminya hingga tewas. Untuk menghilangkan jejak, tubuh Hendra dipotong-potong menjadi 13 bagian menggunakan golok, kemudian potongan tubuh Hendra dibuang secara terpisah.
Potongan tubuh korban inilah yang kemudian ditemukan di Bus Mayasari Bakti P-64 jurusan Kalideres-Pulogadung pada 29 September 2008. Sementara bagian tubuh lainnya di tinggal di Bus Primajasa dan Asli Prima. Sedangkan kepala korban yang ditinggal di taksi berwarna putih sampai saat in belum ditemukan.
Puncak arus mudik di Bandara Soekarno-Hatta Kota Tangerang diperkirakan terjadi pada hari ini, Jumat 28 Maret 2025.
Sejak resmi menjadi kota administratif pada 28 Februari 1993 setelah sebelumnya tergabung dalam Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang telah menginjak usia ke-32 pada Jumat, 28 Februari 2025.
Agam Muhammad, anak bos rental mobil Ilyas Abdurahman yang menjadi korban penembakan meminta kepada hakim Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, memberikan hukuman berat terhadap para terdakwa.
Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) sampah Jatiwaringin, Kabupaten memiliki luas lahan sekitar 31 hektare. Saat ini tinggal sisa 6 hektare yang belum terisi.