TANGERANG-Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Banten Herry Rumawatine mengaku Wahidin Halim telah dipecat dari jabatannya sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Banten.
"Sudah, dia sudah digantikan dengan Ferrari Romawi salah satu ketua di DPP. Sudah ditanda tangani DPP,"ujar Herry yang juga Ketua DPRD Kota Tangerang.
Pemecatannya karena apa? "Kita semua sudah tahu. Wahidin sudah mengkhianati partai. Kedua dia mengundurkan diri sebagai caleg, itu pelecehankan kepada partai. Dulu dia membuat pernyataan siap menjadi caleg. Rapat aja jarang, sekretariatan tidak pernah difungsikan, tidak pernah turun di DPC-DPC, dia belum terbukti membesarkan partai, hasil kemenangan iya dia nikmati" ujar Herry, Senin (26/08).
Menurut Herry, yang terjadi saat ini justru Wahidin Halim telah menghancurkan partai. Dia kan dulu golkar, adiknya semua dari golkar. Pas mau Pilkada Gubernur saja dia masuk partai,"terangnya.
Sebenarnya Wahidin Halim itu mundur atau dipecat? Menurut Herry, sebagai calon legislatif memang dia sudah mengundurkan diri. Bahkan, surat pengunduran diri Wahidin diantar langsung oleh Herry ke DPP.
Suratnya ditulis 31 Juli 2013, tetapi dia menyerahkannya 21 Agustus . Ini kan akal-akalan. Mana keburu, tanggal 23 Agustus kan pengumuman DPT. Akhirnya, namanya tetap masuk di DPT.
Memangnya KPU mau menunggu dia sendirian. Kalau soal dia mau mundur dari Ketua DPD Banten, saya harap beliau sebelum surat DPP sampai, sebaiknya dia mengundurkan diri. Daripada dipecat kan terkesan lebih terhormat,"ketus Herry.
Dirinya juga mengatakan, kader dibawah sudah sangat resah dengan apa yang telah dipertontonkan Wahidin. Sebab, kata dia, kalau pemimpin partainya saja sudah seperti itu, dibawahnya bisa meniru perbuatan Wahidin.
Dimana-mana, yang dibawah yang resah, partai itu besar karena kader yang ada dibawah. DPP itu juga bukan tidak tahu, karena mereka juga kan mendapat informasi dari intelijen," terangnya.
Sedangkan Wahidin Halim mengaku sampai saat ini belum diberikan sanksi pemecatan dari jabatan Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Banten.
"Sampai saat ini juga saya tidak dipanggil, tidak ada klarifikasi, tidak dipecat, jadi tidak jelas. Saya tidak mengajukan mundur sebagai ketua DPD, tidak ada pembicaraan. Hanya dubawah saja yang ribut," katanya Wahidin Halim.
Wahidin juga merasa tidak bersalah. Namun jika banyak pihak yang menginginkan dia harus mundur, dia menyatakan siap. "Alasan dipecat apa? salah apa saya? Dari pada begitu, saya lebih baik mundur beneran, lebih terhormat," katanya.
Menurutnya, isu terkait sanksi pemecatan yang diberikan kepada dirinya merupakan unsur politis. Dia menuding, Herry Rumawatine yang menjabat Wakil Ketua DPD Demokrat menginginkan jabatan Ketua.
"Herry seneng kalau saya mundur. Dari saya jadi Ketua DPD nyuruh mundur-mundur terus. Dia pengen jadi ketua DPD saya tidak ngerti. Tapi persoalanya bukan Herry, sampai sekarang saya tidak diklarifikasi," katanya.
Sementara terkait pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie yang menyatakan dirinya tidak mengerti berpartai, Wahidin menyatakan Marzuki tidak mengerti persoalan yang sebenarnya. Dia juga menuding Marzuki tidak punya etika karena mengeluarkan statement tanpa klarifikasi.
"Seharusnya panggil dong Wahidin Halim, kan dia ketua majelis tinggi. Di organisasi di mana-mana begitu. Sekarang dia pintr ngomong etika, tapi tidak beretika. Saya tidak akan mengambil langkah apa-apa diam saja," katanya.