TANGERANG-Program 1.000 bank sampah yang digeber Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang dalam hal ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) berjalan tersendat. Sejak 2012 hingga 2013 jumlah pengelola bank sampah baru 120 unit, tak beranjak dari 2012.
Belum maksimalnya program tersebut membuat Pemkot Tangerang kini kembali melirik proyek baru untuk mengurangi beban TPA Rawa Kucing dengan membeli alat bernama
Clean Green and Creative (CGC) dari Solo sebesar Rp3 miliar. Padahal, untuk program bank sampah saja, pemerintah telah menggelontorkan Rp2 miliar tahun lalu.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang Agus Sudrajat mengklaim, ketidak berhasilan pihaknya pada program bank sampah lantaran susahnya merubah perilaku masyarakat.
“Dari 120 bank sampah, sebenarnya sudah berjalan 95 unit. Sisanya tidak optimal karena pada malas masyarakatnya. Merubah perilaku masyarakat yang susah,” ujar Agus, Selasa (29/10).
Untuk itu, pihaknya kini memiliki proyek baru untuk mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing dengan membeli CGC dengan menggunakan APBD perubahan. Meski begitu, Agus mengakui, program bank sampah akan tetap dilanjutkan, hanya saja belum ada masyarakat yang ingin meminta wilayahnya untuk dijadikan bank sampah kepada pemerintah.
“Karena memang kita hanya memberikan stimulan dalam bentuk alat pemilahan dan timbangan. Sebab, itu adalah usaha masyarakat, kita hanya membantu dengan memberikan stimulan,” terang Agus.
Agus menjelaskan, jika nanti CGC sudah berjalan akan mampu mengurangi sampah yang setiap harinya mencapai 1.200 ton perhari, bisa berkurang 10 ton. “Kita bangun yang kecil dulu CGC-nya. Kalau berhasil, baru setelah itu kita bangun dengan kapasitas yang lebih besar,” terang Agus.
Menurut Agus, alat CGC berbentuk seperti tabung yang dalam pengelolaan sampahnya tidak repot harus memisahkan sampah organik dan anorganik. Selain itu, teknologi CGC yang merupakan alat ciptaan dari perguruan tinggi di Solo itu bisa meciptakan sampah menjadi bahan baku bio diesel.
“Misalnya, kapasitas 10 ton sampah akan menghasilkan bio diesel mentah sebanyak 68 persen. Sisanya baru jadi debu sampah,” katanya.