TANGERANG-Ketua Umum Majelis Nasional Pemuda Berbudaya, Tubagus Saptani Suria mengatakan, konflik yang terjadi di Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang beberapa waktu lalu harus menjadi pelajaran berharga.
Sebaiknya, pendekatan dilakukan musyarawah kepada semua elemen, seperti organisasi kepemudaan, pemerintah daerah, pengelola pasar, serta aparat keamanan yaitu TNI dan Polri.
“Terpenting juga tokoh masyarakat dan tokoh agama,” ujarnya, malam tadi kepada TangerangNews.
Guna menghindari peristiwa serupa, dalam waktu dekat ini menurut dia, harus ada doa bersama. Usulan itu pun sudah dia sampaikan kepada Windu sebagai General Manager Pasar Induk Tanah Tinggi.
Bahkan Windu sudah menyetujuinya. Selain itu dilakukan juga kerja bakti membersihkan musala yang kotor dan kumuh, bahkan ramah tamah bersama pedagang.
Sedangkan menurut Windu, peristiwa yang menewaskan satu orang warga sekitar itu sangat disayangkan pihaknya. “Apalagi saya baru menjabat sebagai GM belum genap satu tahun. Saya menginginkan warga Tanah Tinggi juga yang benar- benar mau bekerja, pasti akan dipekerjakan,” tuturnya.
Ketua Umum Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Ustadz Jemi mengatakan, konflik yang terjadi di pasar disebabkan kurangnya kegiatan keagamaan pemuda dan remaja di lokasi pasar.
Mengapa kurang, karena kondisi musala pasar Induk Tanah Tinggi sangat kumuh, kotor dan bau pesing. “Bagaimana mau salat di masjid,”ujarnya.
Jadi menurut dia, pendekatan dengan norma agama sangat berperan. Ia pun berharap seharusnya sudah dibangun masjid di pasar terebut, seperti halnya Pasar Anyar. “Padahal Pasar Anyar kondisinya lebih luas dan besar transaksi perekonomiannya,” katanya.