TANGERANG-Dinas Tenaga Kerja Kota Tangerang mengaku baru memeriksa 300 perusahaan terkait kewajiban mendaftarkan karyawan ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.
Jumlah tersebut hanya sekitar 11,5 % perusahaan dari total perusahaan yang ada di Kota Tangerang sejumlah 2.600 perusahaan. Dengan demikian belum semua perusahaan terpantau melaksanakan kewajibannya mendaftarkan karyawan ke BPJS.
"Pegawai kami terbatas jadi setahun paling hanya bisa periksa 300 perusahaan saja,” ucap Kepala Disnaker Kota Tangerang Abuh Surahman.
Dari 300 perusahan yang mereka periksa, ada sekitar 5-10 persennya, atau sekitar 15-30 perusahaan, belum mendaftarkan karyawannya ke BPJS. "Adapun perusahaan yang dimonitor Disnaker mayoritas termasuk dalam kategori skala menengah dengan karyawan kurang dari 200 orang," kata Abduh.
Dia menambahkan, Disnaker memiliki nota kesepahaman dengan para perusahaan terkait kewajiban mendaftarkan karyawan ke BPJS. Jika perusahaan membangkan, akan diseret ke meja hijau.
“Saat mereka membangkang, kami bisa laporkan ke pengadilan dengan koordinasi dulu dengan BPJS. Lalu BPJS menegur mereka, biasanya setelah itu mereka langsung bayar jaminan sosialnya,” ujar Abduh.
Alasan klasik yang kerap didengar dari para perusahaan yang belum mendaftarkan karyawannya ke BPJS Ketenagakerjaan kebanyakan karena karena mereka tidak mengatahui pewajiban turut serta dalam program tersebut. "Tapi agaknya pebisnis bukan semata tidak tahu melainkan pura-pura tidak mengetahui," papar Abduh.
Sedangkan terkait lowongan kerja, sampai pertengahan tahun ini Disnaker Kota Tangerang memperkirakan terdapat 10.000 – 20.000 lowongan. Adapun reara-rata setiap tahun tersedia 25.000 kesempatan kerja, tetapi yang terserap hanya 12.000 – 16.000 lowongan saja.
Penyebabnya lagi-lagi soal keterbatasan kompetensi SDM terhadap spesifikasi pekerjaan yang ada. Pada 2013, pengangguran di Kota Tangerang sebanyak 8,3 persen dari jumlah penduduk, atau setara 83.000 pengangguran terbuka. Sedangkan pada 2014, jumlahnya menurun sekitar 7,8 perse, setara 78.000 orang.
"Kami menuju ke 5 persen. Mudah-mudahan tahun ini yang artinya dihitung tahun depan bisa di bawah 7,8 persen,” tutur Abduh.