TANGERANG-Bangunan ruang kelas SMAN 6 Kota Tangerang di Jalan Pembangunan 2, Kelurahan Karanganyer, Kecamatan Neglasari, sangat menyedihkan.
Plafon kelas sampai harus disanggah dengan balok agar tidak ambruk. Satu ruang laboraturium Fisika yang amburk saat hujan hujan deras pada tahun 2013 lalu masih dibiarkan begitu saja. Hal itu diketahui dalam Inspeksi Mendadak (Sidak) yang dilakukan Komisi IV DPRD Kota Tangerang, Selasa (13/5) siang.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Tangerang Apanudin mengatakan, pihaknya menyayangkan sikap Pemerintah Kota Tangerang yang membiarkan kondisi gedung SMAN 6 rusak. Padahal di APBD 2015, sudah danggarkan renovasi sekolah tersebut sebesar Rp 4,2 Milyar.
"Dana tersebut untuk bangunan berikut dengan kebutuhan meja kursi dan lain-lain. Artinya, seharusnya sudah bisa masuk realisasi pengerjaannya," ungkapnya.
Pria yang akrab disapa Jalu ini juga menyayangkan ketegasan Pemerintah Kota terkait menyikapi aturan yang diberlakukan oleh pemerintah pusat.
"Waktu itu jawaban dinas terkait adalah karena terbentur aturan pusat, yang akan mengalihkan pengelolaan SMA/SMK ke Provinsi. Tapi kan sebelum itu berjalan, masih bisa dilakukan di tingkat kota/kabupaten," tegas politisi asal partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 6 Kota Tangerang, Herawati menjelaskan, bahwa saat ini pihaknya membutuhkan 4 ruang kelas belajar serta 4 ruang laboratorium.
"Itu pun belum termasuk ruang-ruang guru yang fisiknya juga sudah kurang baik. Ada satu ruang kelas dan lab yang sengaja sudah tdak dipakai, karena khawatir rubuh," ucapnya.
Kendati demikian, sebenarnya pihak sekolah sudah diberikan gambar rencana pembangunan gedung, dari dinas terkait. Namun, lagi-lagi hingga saat ini pembangunannya belum juga terealisasi.
"Total seluruh siswa kami sendiri ada sebanyak 1265 dengan total 30 ruang kelas. Sedangkan jumlah pegawai sekolah termasuk guru ada 89," pungkas Herawati.