TANGERANGNEWS-Sedikitnya empat orang suporter sepak bola klub
Persikota Tangerang ditembak petugas Polres Metro Kota Tangerang karena bentrok tawuran dengan warga sekitar stadion Benteng di Taman
Makam Pahlawan Taruna, semalam.
Sedangkan satu orang polisi berpangkat AKP dengan nama Saptomo dari Dalmas Polres Metro Kota Tangerang tewas saat menggiring massa di Jalam Muhammad Toha dekat Mal Tangerang City.
Menurut Informasi di lokasi kejadian, peristiwa itu terjadi seusai pertandingan Persikota Tangerang dengan Produta Jogjakarta yang berakhir kemenangan Persikota 2-0.
Massa kedua suporter tiba-tiba bentrok dan terjadi tawuran di dekat stadion Benteng. Mereka saling lempar
batu dan saling ejek. Melihat itu, warga sekitar kesal dan mengerjarnya karena seringnya tawuran terjadi didekat pemukiman warga. Polisi yang melihat itu lalu melerai dan massa pun berlarian hingga ke belakang stadion dan berpencar arah.
Empat orang suporter Persikota Tangerang yang ditembak itu nekat berlari ke sawah-sawah belakang stadion. Tiba-tiba saat mereka lari tubuh mereka terluka karena tertembak. Karena itu, keempatnya langsung dibawa ke RSUD
Kabupaten Tangerang. "Empat suporter yang masih ABG itu masih dirawat secara intensif di sini," ujar seorang petugas satpam di RSUD Kabupaten Tangerang yang tidak mau namanya ditulis.
Kasat Reskrim Polres Metro Kota Tangerang Kompol Budhi Herdi Susianto mengatakan, diperkirakan empat orang itu tertembak peluru karet. "Namun saat ini saya masih menyelidikinya, sedangkan soal anggota kami yang tewas itu benar. Tetapi bukan karena dikeroyok atau ditembak tetapi ada hal lain," ujarnya.
Kapolres Metro Kota Tangerang AKBP Maruli Simanjuntak menyatakan, tidak ada tawuran. Dirinya menolak peristiwa empat orang suporter yang kena tembak itu dikaitkan dengan anggotanya yang tewas. "Tidak ada tawuran," ujarnya.
Menurut dia, ada dua kejadian seusai pertandingan sepak bola di Stadion Benteng. Pertama peristiwa empat orang suporter yang terkena tembak. Kedua peristiwa seorang anggotanya bernama AKP Saptomo meninggal. "Saptomo meninggal karena kelelahan saat sedang menggiring soputer yang akan pulang di depan Tangerang City. Sedangkan empat orang suporter yang terkena tembak itu bukan berasal dari senjata polisi. Bagaimana mungkin polisi menembak kami tidak ada yang membekali sejata untuk mengamankan suporter," ucapnya.
Saptomo tewas karena
darah tinggi dan terkena diabetes. Sedangkan empat suporter tertembak senapan angin. "Saat ini kami masih melakukan penyelidikan siapa pelaku penembak empat suporter itu," tegasnya. Maruli menjelaskan, sejak seringnya para supoter tawuran pihaknya melakukan pengamanan tetapi tidak ada satu pun anggotanya yang membawa
senjata api.
(dira)