Connect With Us

Sekeluarga Tak Sekolah dan Minum Air Comberan Ngaku Turunan Sunan

Achmad Irfan Fauzi | Minggu, 6 Mei 2018 | 12:00

Potret keluarga pasangan Aras dan Yulianti beserta anak-anaknya. (@TangerangNews / Achmad Irfan Fauzi )

TANGERANGNEWS.com-Pasangan keluarga miskin Muhammad Aras Arifin, 45 bersama istrinya Yulianti, 32, yang viral karena enam anaknya tidak mengenyam pendidikan dan mengaku minum air comberan rupanya menyimpan kisah unik.

Warga yang bermukim tak jauh dari kediaman Gubernur Banten Wahidin Halim yaitu di Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang tersebut mengaku tinggal di Kunciran sejak tahun 1975 sebagai salah satu keturunan Sunan Kudus dan Sunan Kali Jaga.

Hal tersebut diungkapkan langsung dari pengakuan Aras saat ditemui di kediamannya  digubuk yang tak dialiri listrik.

"Ibu saya Bapaknya Raden Busola Wisastra, nah sedangkan Raden Busola Wisastra punya Bapak Raden Wijaya Perwata itu tabib kerajaan Majapahit," ujar Aras, Minggu (6/5/2018).

"Aslinya buyut saya dari Demak, Sunan Kudus, berat juga karena memang sejarah para Wali. Kami memang masih keturunan Sunan Gunung Jati," katanya.

"Makanya enggak ada yang tahu sejarah dari Gunung Jati. Enggak ada yang tahu orang Cirebon sendiri juga enggak ada yang tahu," papar Aras.

Aras pun mengklaim mengetahui bahwa orang yang pertama kali diturunkan di dunia sebenarnya bukan Nabi Adam. Melainkan Semar.

"Banyak orang bilang Nabi Adam yang duluan tapi sebenarnya Semar. Kenapa saya bilang begitu karena Semar punya kuncup, giginya putih cuma satu. Kenapa Semar perutnya buncit, kenapa Semar berlambang hitam dan putih kenapa Semar bertelunjuk satu nah itu ada maknanya," ucapnya.

"Kuncungnya penyangga langit, giginya satu yang putih itu Alif yang esa. Perutnya yang buncit itu bumi yang sedang kita pijak itu sendiri. Sedangkan berlambang hitam dan putih itu siang dan malam dan bertelunjuk satu itu syahadat. Di wetan disebut Pangeran Ismoyo, di Banten Pangeran Ismaya dan di Mekkah Ismaalaiha," tambah Aras.

"Makanya ini berhubungan dengan tombak dari Semar di Kunciran ini, di sini selisih dari Nabi Adam 1000 tahun," imbuhnya.

Aras juga menjelaskan alasannya untuk tidak mau pindah dari gubuk. Padahal tempat tinggalnya tersebut sangat memprihatinkan.

"Itu enggak bisa soalnya bagaimana pun saya sudah perjanjian hidup mati di sini karena sudah bersyahadat," tutur Aras.

Bahkan Aras sengaja tidak memakai listrik karena itu bagian dari filosofi hidupnya yang juga mengaku sebagai Putra Alam.

"Itu bagian dari Siloka saya, kenapa Gubuk Ini gelap. Kenapa ini ada apa dibalik itu semua ibarat kita semua manusia sudah mulai gelap syahadat," bebernya.

Filosofi hidup Aras yang cenderung menunggu titah alam dalam setiap tindak tanduknya juga menjadi alasan utama untuk tidak menyekolahkan anaknya. "Saya belum ada titah dari orangtua," jawab Aras saat ditanya alasan tidak menyekolahkan anaknya.

Pemahaman Aras yang menganggap dirinya sebagai Putra Alam tak jarang juga menimbulkan persepsi lain dari masyarakat setempat yang menganggap Aras sebagai paranormal. Hal itu dibuktikan dengan kesaksian dari yang sering melihat tamunya dengan berkendara mobil dan motor.

"Sering lihat juga emang tamunya mobil-mobil mewah dari jauh. Makanya saya juga aneh lihat mobil mewah pada kesana," kata Roqib warga yang tinggal tak jauh dari gubuknya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, bahwa pasangan suami istri Arsad atau Aras dan Yulianti keluarga miskin di Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, terlihat murung dalam peringatan hari pendidikan pada 2 Mei 2018 kemarin. Pasalnya, enam orang anaknya tidak ada yang sekolah.

Tidak hanya itu, keluarga mereka bahkan tinggal di rumah gubuk tanpa penerangan. Lelaki yang kesehariannya bertani kapas ini, bahkan terpaksa minum air comberan lantaran dijerat kemiskinan.(DBI/RGI)

TANGSEL
Jelang HUT ke-16 Tangsel, BPBD Siaga Antisipasi Bencana

Jelang HUT ke-16 Tangsel, BPBD Siaga Antisipasi Bencana

Jumat, 22 November 2024 | 15:45

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memperkuat kesiapsiagaan bencana menjelang perayaan HUT ke-16 Kota Tangsel hingga Tahun Baru 2025.

NASIONAL
Tidak Setiap Daerah Cocok, Wapres Gibran Minta Sistem Zonasi PPBD Dihapus

Tidak Setiap Daerah Cocok, Wapres Gibran Minta Sistem Zonasi PPBD Dihapus

Jumat, 22 November 2024 | 16:10

Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka meminta agar sistem zonasi pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) dihapus. Ia menilai, sistem tersebut tidak cocok diterapkan di semua daerah.

AYO! TANGERANG CERDAS
Belum Banyak yang Tahu, Dua Kegiatan Ini Bikin Anak Jadi Cerdas

Belum Banyak yang Tahu, Dua Kegiatan Ini Bikin Anak Jadi Cerdas

Senin, 11 November 2024 | 15:03

Baru-baru ini, Penelitian dari para ahli saraf di Universitas Eastern Finlandia mengungkapkan pentingnya dua aktivitas yang dapat mengoptimalkan kecerdasan anak.

KOTA TANGERANG
BRI Joglo Berbagi Kebahagiaan, 10 Ribu Paket Sembako Dibagikan ke Warga Kota Tangerang

BRI Joglo Berbagi Kebahagiaan, 10 Ribu Paket Sembako Dibagikan ke Warga Kota Tangerang

Jumat, 22 November 2024 | 12:05

BRI melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) menyalurkan bantuan 10 ribu paket sembako kepada warga di lima kecamatan di Kota Tangerang. Penyerahan simbolis berlangsung di Sekolah Daarul Falah,l

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill