Sebelumnya, pada saat jumpa pers di Restoran Istana Nelayan, Kota Tangerang Rabu (28/2/2018) silam, Gubernur Banten Wahidin Halim bertutur bahwa Jembatan Kedaung akan diresmikan pada 2019 mendatang.
Menurutnya juga, jembatan itu dibangun tanpa melalui perencanaan yang komprehensif sehingga menyisakan persoalan yaitu di ujung jalan di Kota Tangerang memerlukan pembebasan lahan untuk pelebaran jalan.
“Jembatan itu dibangun bukan jaman saya. Untuk itu saya akan melakukan evaluasi dan berkoordinasi dengan pemda di situ agar melakukan pembebasan lahan untuk jalan menuju Bandara Soekarno Hatta,” ujarnya.
Dikatakan Wahidin, anggaran untuk pembebasan lahannya dapat melalui Pemkot Tangerang ataupun Pemprov Banten. “Yang pasti Pemkot Tangerang harus melakukan pendataan dan survey secara mendetail terkait lokasi yang akan dibebaskan,” tambahnya.
Untuk itu proses ini membutuhkan waktu, paling tidak pada tahun anggaran 2019 mendatang pembebasan akan dilakukan dan jembatan tersebut dapat difungsikan secara baik.
Sebagai informasi, pada prasasti proyek yang dipasang di pagar bibir jembatan tertera proyek ini merupakan kerjasama Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Pemprov Banten bersama PT Mawatindo RC, dengan memanfaatkan dana APBD Provinsi Banten Tahun 2016.
Dengan proyek ini, ratusan warga dari Sepatan Timur dan Neglasari akan sangat dimudahkan melakukan perhubungan antar wilayah kecamatan. Bahkan kalau dirunut akan memudahkan perhubungan kawasan pesisir utara Kabupaten Tangerang ke kawasan-kawasan di Kota Tangerang, Bandara Soekarno-Hatta dan DKI Jakarta.
Lebih jauh, bila berfungsi maksimal, jembatan inipun akan mampu mengurangi kemacetan arus lalulintas di Jalan Arya Kemuning dan Jembatan Sangego di Koang Jaya, Kota Tangerang, yang sering kali terjadi kemacetan karena melimpahnya jumlah kendaraan di kawasan itu.