Connect With Us

Cerita Mereka yang Tidak Mudik karena Antarkan Pemudik di Terminal Poris

Achmad Irfan Fauzi | Minggu, 2 Juni 2019 | 15:48

Ata Suganda, 49, sopir bus PO Laju Prima. (@TangerangNews / Achmad Irfan Fauzi)

TANGERANGNEWS.com-Sejumlah sopir dan kondektur bus antar kota antar provinsi (AKAP) di Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang menyimpan cerita rindu.

Mereka tak pulang ke kampung halaman untuk berlebaran dengan keluarga layaknya umat muslim lainnya yang mudik karena harus  bekerja mengantarkan pemudik.

Salah satunya adalah Ata Suganda, 49, sopir bus PO Laju Prima yang mengantarkan pemudik dari Tangerang menuju Palembang.

Ata mengaku telah menghabiskan malam takbiran dan lebaran di jalanan selama 13 tahun. Bahkan ia menyebut, 'Bang Toyib' pun kalah lama dengannya.

"Sudah hampir 13 tahun nganter pemudik. Lebaran di jalan. Bang Toyib juga kalah," ujarnya kepada TangerangNews di Terminal Poris Plawad, Minggu (2/6/2019).

Ata mengatakan kampung halamannya berada di Subang, Jawa Barat. Menurutnya, seorang sopir bus AKAP seperti dirinya harus rela meninggalkan keluarga saat momentum Hari Raya Idul Fitri.

"Tugas kantor harus dilaksanakan. Kita harus siap bolak-balik antar pemudik," ucapnya.

Ata pun mengaku keluarganya sudah terbiasa ditinggal bekerja. Meskipun begitu, benih-benih rindu keluarga sangat terasa.

"Keluarga sudah terbiasa ditinggal walau keluarga ngeluh pengennya kumpul di rumah," katanya.

Untuk menghilangkan sementara rindu itu, kata dia, dengan saling bertelepon bersama istri maupun sanak familinya.

Ata berjanji kepada keluarga yang berada di Subang, ketika pekerjaannya mengantar pemudik usai, ia pasti akan pulang.

"Kami juga sama merasakan rindu. Apalagi ngelihat orang-orang mudik semua. Saya pasti pulang," tukasnya.

Cerita lainnya diutarakan Mujahidin, 51, seorang kondektur. Pria yang mengaku akrab disapa Bogel itu sudah 32 tahun menjalani hiruk-pikuk kehidupan sebagai kenek bus AKAP.

Ia juga telah lama tak berlebaran di kampung halamannya di Magelang. Ia merasa sedih jika tak merayakan Idul Fitri bersama keluarganya.

"Saya dari dulu sejak tahun 1982 enggak pernah lebaran di rumah. Tapi karena sudah tua, saya usahakan lebih baik berlebaran di rumah dibanding memaksakan bekerja," ungkapnya.

Meskipun begitu, sudah empat tahun terakhir ini ia merayakan Idul Fitri bersama keluarganya di Malang.

Tahun ini, kata dia, karena tujuan mengantar pemudik sama daerah dengan kampung halamannya yaitu Tangerang-Malang, ia pun akan pulang.

"Kalau sekarang pokoknya lebaran harus di rumah, hari H tidak mau kerja karena ini momen bahagia bersama keluarga," imbuhnya.

Seperti diketahui, puncak arus mudik di Terminal Poris Plawad terjadi pada Sabtu (1/6/2019). Seperti terpantau pada Jumat (2/6/2019) ini, para pemudik masih memadati terminal tipe B itu untuk pulang menuju kampung halamannya.(RAZ/RGI)

KAB. TANGERANG
Usai Lebaran, 1.274 Pendatang Masuk ke Kabupaten Tangerang

Usai Lebaran, 1.274 Pendatang Masuk ke Kabupaten Tangerang

Jumat, 26 April 2024 | 22:48

Usai Lebaran 2024. sebanyak 1.274 jiwa penduduk baru tercatat datang ke wilayah Kabupaten Tangerang.

KOTA TANGERANG
Simak Daftar 25 Cabang Olahraga dalam POPDA XI Banten di Kota Tangerang 

Simak Daftar 25 Cabang Olahraga dalam POPDA XI Banten di Kota Tangerang 

Jumat, 26 April 2024 | 14:27

Sebanyak 25 cabang olahraga (cabor) akan dipertandingkan dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) XI Banten, yang berlangsung di Kota Tangerang pada8 Juni 2024 mendatang.

TOKOH
Mengenal Baden Powell dan Sejarah Dicetuskannya Pramuka

Mengenal Baden Powell dan Sejarah Dicetuskannya Pramuka

Kamis, 22 Februari 2024 | 15:37

Praja Muda Karana atau Pramuka merupakan gerakan kepanduan paling populer yang dicetuskan oleh Baden Powell.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill