TANGERANGNEWS-Pelaksanaan masa orientasi siswa (MOS) tingkat SMP dan SMA di Kota Tangerang selama tiga hari berturut-turut sejak Senin (12/7) hingga hari ini, dinilai memberatkan para orang tua siswa. Pasalnya, dalam pelaksanaan MOS tersebut pihak sekolah mengharuskan para siswa baru membeli berbagai alat yang ditentukan panitia, dimana alat-alat tersebut sulit dicari dan berharga mahal sehingga merepotkan para orangtua.
Siregar, orang tua siswa salah satu sekolah swasta di Kota Tangerang mengatakan, anaknya yang hari ini mengikuti MOS diharuskan membawa sebanyak 10 alat-alat yang diantaranya adalah 20 liter susu kuda liar, ayam Julia Peres (ayam dada besar) dan bunga Tulip Belanda. Sedangkan untuk membeli semua perlengkapan itu, kata Siregar, dirinya telah menghabiskan uang sebanyak Rp 200 ribu.
“Perlengkapan itu sangat merepotkan dan memberatkan. Biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Bayangkan, harga 1 liter susu kuda liar saja Rp 100 ribu, untung saja tetangga memberi tahu saya untuk mengakalinya dengan diganti susu sapi cair biasa, kemudian diisi di botol plastik kecil dan ditulis susu kuda liar 20 liter,” terangnya, Kamis (15/7).
Oleh karena itu, Siregar mengadukan hal tersebut ke DPRD komisi B Kota Tangerang. Ia berhadap untuk tahun berikutnya tidak ada lagi pelaksanaan MOS karena dikhawatirkan membebani orang tua siswa. “Saya minta supaya dewan mendesak Pemerintah Kota untuk menghilangkan MOS. Kalau masih ada, berikan sanksi tegas kepada pihak sekolah dengan memecat kepada sekolahnya,” tegas warga Perumahan Buana, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang ini.
Menanggapi hal tersebut, anggota DPRD Komisi B Kota Tangerang Edi Suhedi mengungkapkan, pihaknya akan menindak lanjuti masalah ini bersama Anggota Komisi dan menyampaikannya kepada Dinas Pendidikan. Menurutnya, memang pelaksanaan MOS tidak diatur dalam Peraturan Pemerintah ataupun Peraturan Kementerian Pendidikan.
“MOS dilakukan dalam rangka pengenalan sekolah kepada siswa baru. Tapi kalau ada penilaian dari orang tua siswa memberatan, hal tersebut akan akan dievaluasi,” papar Edi.(rangga)