TANGERANGNEWS.com-Artis muda dan cantik bernama Lidya Pratiwi sudah 14 tahun menjadi tahanan. Kini Lidya Pratiwi sudah resmi bebas dari Lapas Kelas IIA Wanita Tangerang.
Lidya kini pun memutuskan untuk berganti nama menjadi Maria Eleanor dan akhirnya muncul ke publik.
Setelah bertahun-tahun sembunyi, ia pun kini akhirnya mau buka suara setelah bebas dari penjara atas kasus pembunuhan.
Peristiwa pembunuhan terhadap Naek Gonggom Hutagalung yang juga kekasihnya Lidya itu terjadi pada tahun 2006 silam di Putri Duyung Cottage, Ancol, Jakarta Utara.
Kasus sadis itu melibatkan paman dan ibu Lidya, Tony Yusuf dan Vince Yusuf serta satpam yang bernama Ade Sukardi.
Dalam tayangan itu, Lidya Pratiwi mengaku tak pernah menyangka dirinya bisa dikenali media setelah bertahun-tahun menghilang.
Ia bahkan sama sekali bahkan tidak menyangka bisa hidup sampai 3 tahun. "Kaget banget, karena aku nggak nyangka media setelah sekian belas tahun masih mau mencari kabar aku," ujar Lidya Pratiwi.
Lidya juga mengaku saat berada dipenjara ia sempat berpikir bahwa hidupnya telah berakhir.
"Aku pikir saat itu aku enggak mungkin bisa duduk sekarang. Aku pikir hari ini enggak akan ada, selesai aja gitu semuanya di sana (di penjara)," kata Lidya sembari menahan tangis.
Lidya sebenarnya sudah bebas bersyarat sejak 2013, namun Lidya Pratiwi rupanya tidak benar-benar merasa bebas. Ia mengaku tidak berani bertemu orang banyak.
Ia bahkan membutuhkan waktu selama 7 tahun untuk benar-benar berani keluar dan bertemu khalayak umum serta kembali menjalani hidup seperti orang normal.
"Pada saat di luar itu ya serba takut ketemu orang. Karena semua orang tahu, udah bukan rahasia umum lagi. Apa yang menimpa aku dan siapa penyebabnya," kata Lidya Pratiwi.
Wanita yang pernah bermain dalam sinetron Untung Ada Jinny ini mengungkapkan kekecewaannya pada keluarga.
Ia mengatakan hidupnya telah hancur karena keluarganya sendiri. Padahal seharusnya mereka menjadi orang pertama yang melindunginya. Namun, ia justru merasakan sebaliknya.
Ia mengatakan hidupnya telah hancur karena keluarganya sendiri. Padahal seharusnya mereka menjadi orang pertama yang melindunginya. Namun, ia justru merasakan sebaliknya.
"Keluarga adalah lingkungan pertama, garda terdepan Aku. Tapi aku jatuh karena mereka," kata Lidya.