TANGERANGNEWS.com-Melambungnya harga bahan baku kacang kedelai hingga mencapai 30 %, mengakibatkan pengrajin tempe di Kota Tangerang mengalami kerugian, bahkan ada yang harus gulung tikar. Tidak ingin berlarut larut, pengrajin tempe akan melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari. Mulai Jumat hingga Minggu. Hal itu dilakukan sebagai desakan kepada pemerintah untuk dapat mengendalikan harga kacang kedelai seperti sedia kala.
Puluhan pengrajin tempe yang berlokasi di Jalan Irigasi, Kelurahan Kenanga, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang masih melakukan produksi untuk terakhir kalinya, pada Rabu (30/12/2020) pagi.
Situasi tersebut menyusul rencana aksi mogok produksi yang akan dilakukan selama tiga hari. Aksi mogok sebagai desakan kepada Pemerintah Pusat untuk dapat mengendalikan harga bahan baku kacang kedelai yang mengalami kenaikan hingga 30 %. Sebab, dalam kurun waktu satu bulan terakhir angka bergerak naik yakni dari awal Rp680 kini menjadi 920 perkuintalnya.
Kenaikan harga bahan baku membuat pengrajin tempe mengalami kerugian, bahkan tidak sedikit yang menghentikan produksinya alias gulung tikar.
Salah satu pengrajin tempe Taryaman mengatakan, harga kedelai yang tadinya itu Rp680 ribu perkwintal sekarang sekarang naik menjadi Rp920 ribu atau meningkat 30 %. "Kira-kira sudah sebulan lebih lah naiknya. Cuma yang parah Desember ini naiknya enggak kira-kira," katanya.
Kondisi ini membuat pengrajin tempe merugi karena keuntungan dari hasil penjualan tidak mampu lagi untuk membeli bahan baku. "Ya rugi sih, soalnya apa yang tadinya buat kebutuhan hidup jadi enggak bisa. Untung dan modal itu kurang," tambah Taryaman.
Sementara untuk mensiasati dampak kerugian besar dari naiknya harga kacang kedelai, pengrajin tempe menaikan harga jual kepada masyarakat dan memperkecil ukuran tempenya. Upaya itu untuk dapat tetap bertahan berproduksi memenuhi kebutuhan makanan masyarakat. (RAZ/HRU)
Pendidikan selalu dipandang sebagai pilar utama kemajuan bangsa, bahkan sering disebut sebagai “senjata paling ampuh untuk mengubah dunia”. Namun di Indonesia, kenyataan menunjukkan bahwa pendidikan justru kian menjauh dari jangkauan rakyat biasa
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia masih menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Penyakit akibat virus dengue ini bisa menyerang siapa saja, namun anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan.
Pameran industri kecantikan Cosmobeauté Indonesia 2025 bukan sekadar ajang pamer produk, melainkan platform strategis yang dirancang untuk memberi nilai tambah nyata bagi pelaku industri kecantikan, terutama bagi brand-brand lokal.
Sebanyak 142 negara mendukung resolusi yang dikenal sebagai Deklarasi New York, yang digelar oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi resolusi terkait konflik Israel-Palestina dalam sidang di Markas Besar PBB,
""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""