Tampak rumah Ibu Masiah yang tinggal di RT1/4 No 80 Kelurahan Batusari, Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang. (TangerangNews / Achmad Irfan Fauzi)
TANGERANGNEWS.com-Setiap orang pasti ingin menikmati kehidupan yang layak. Begitu pun Masiah, warga RT 1 RW 4 No.80, Kelurahan Batusari, Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang.
Namun, Masiah sejak ditinggal mati suaminya harus mencari cara untuk menghidupi anaknya yang mengalami keterbelakangan. Dia tidak terlalu pusing dengan kondisi perekonomiannya. Sebab, memang almarhum suaminya hanya seorang sopir. “Sudah terbiasa lah begini (susah),” ujar Masiah.
Hidup memang selalu punya cara untuk mendewasakan manusia. Entah lewat kesukaran jalan kehidupan, hingga peran yang harus diemban. Suara perempuan berusia 53 tahun itu pun terdengar acuh, serta terkadang sedikit tidak nyambung dengan lawan bicaranya.
Berbekal hanya memiliki keahlian mencuci, Masiah pun bekerja sebagai buruh cuci. Karena dia memiliki anak berusia 30 tahun dengan kondisi tersebut, Masiah terpaksa terkadang mengerjakannya di depan rumah. Namun, kokohnya pondasi rumah saat mendiang suami dahulu bangun, kini tak lagi ada.
Kondisi rumahnya dalam beberapa waktu terakhir nyaris roboh. Masiah adalah orang yang tidak peduli walau hidup dengan kondisi rumah yang tak layak. Jika melihat sekilas, seakan dia enggan orang lain menolong. Entah tidak mau, atau tidak tahu cara meminta bantuan.
Menurut tetangganya, khas logatnya dia memang seperti itu. Dia hanya bersyukur, dirinya telah dua kali mendapat bantuan sosial dari pemerintah pada saat pandemi COVID-19 beberapa waktu lalu.
Namun, warga sekitar menyatakan, tidak tega melihat Masiah dan anaknya tinggal dalam kondisi rumah yang benar-benar tak layak lagi itu.
"Ya, kondisinya begini lihat aja," ujar Masiah seakan cuek saat ditemui TangerangNews di kediamannya, Senin (4/1/2021). Persamayamannya yang bercat biru tanpa plafon itu terlihat miring, nyaris roboh. Terutama di sebelah kiri bagian depan. Menurut dia, dirinya telah membangun kanopi dari bamboo dan asbes untuk atap. Tapi ya, belum cukup. Selain atap yang nyaris roboh, pintu masuk rumah Masiah rusak parah. Lantai rumah Masiah pun tidak hanya semen. "Kalau hujan, ya kehujanan," ungkapnya. Pantauan TangerangNews.com, meski terlihat seakan cuek. Wanita ini sebenarnya butuh bantuan.
Hanya dia enggan mengungkapkan dan berharap terlalu jauh. Setiap manusia pasti ingin juga menjadi bagian dari sesuatu untuk mengingatkannya bahwa Masiah tak berjalan sendirian. Sesuatu itu mungkin ada pada diri kita, seperti ingin menggalang bantuan dari sisi yang kita mampu.
Pengacara Tb Chaeri Wardana alias Wawan, Sukatma angkat bicara terkait terkait pemanggilan kliennya oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten atas kasus dugaan korupsi pembangunan sport center.