TANGERANGNEWS.com-Dinas Pemuda Olahraga (Dispora) Provinsi Banten yang menganggarkan dana Rp14 miliar untuk Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) tahun 2022 dipertanyakan. Pasalnya nilai tersebut jauh dari kesepakatan dalam rapat rasionalisasi sebelumnya.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua 1 Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Tangerang Arsani Maidi, Rabu 24 Agustus 2022.
Bahkan dari informasi yang ia dapatkan, dana Rp14 miliar itu tidak utuh untuk pelaksanaan Porprov. Melainkan, masih harus dibagi dengan kebutuhan anggaran KONI Banten.
"Dasarnya apa menganggarkan segitu (Rp14 miliar), karena saat rapat rasionalisasi dari usulan Rp40 miliar sudah disepakati Rp25 miliar. Di rapat juga hadir Dispora Banten, KONI Banten, KONI Kota Tangerang, dan Panitia Besar," kata Arsani.
Ia meminta Dispora Banten komitmen pada kesepakatan rapat bersama untuk kesuksesan Porprov Banten di Kota Tangerang. Jika angkanya berubah lagi dengan pengurangan yang besar, akan berdampak pada pelaksanaan event akbar tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Kadispora) Provinsi Banten Ahmad Syaukani mengatakan, anggaran kebutuhan untuk penyelenggaraan Porprov masih bisa bertambah dari sebelumnya Rp14 miliar. Jumlah tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan penyelenggaraan.
"Ya, masih ada waktu kalau ada kebutuhan," katanya.
Karena itu, Ia meminta Pemkot Tangerang bersama KONI untuk merinci semua kebutuhan untuk penyelenggaraan Porprov.
"Misalnya kebutuhannya Rp200 juta, itu harus dirinci, kebutuhan wasit berapa, wasit berapa hari, berapa rupiah," ujarnya.
Adapun anggaran sebesar Rp14 miliar sudah masuk dalam perencanaan. Namun rincian kebutuhannya dari Pemkot Tangerang masih gelondongan.
"Sekarang ada 48 cabang olahraga harus dirinci kebutuhannya sesuai dengan Pergub," terang Syaukani.
Untuk menyelaraskan kebutuhan itu, maka pihaknya mengundang Pemkot Tangerang dan KONI untuk rapat bersama.
Menurutnya, kebutuhan anggaran bukan masalah besar atau kecilnya, melainkan kesesuaian kebutuhan yang dipadukan dengan perincian. "Jangan sampai nilainya besar namun ternyata kebutuhannya tidak sesuai," pungkas Syaukani.