TANGERANGNEWS.com-Madrasah Ibtidaiyah Al Husna Gembor, Kecamatan Periuk, adalah salah satu sekolah berbasiskan Islam terbaik di Kota Tangerang.
Sekolah yang awalnya dipimpin kakek dari H Abdul Kholik ini, didirikan pada tahun 1950-an. Usia yang tidak muda tapi masih tetap eksis hingga sekarang.
Sebelumnya, MI Al Husna adalah sekolah non formal yang kegiatan belajar mengajarnya fokus mengkaji dan memperdalam ilmu agama.
H Abdul Kholik yang akrab disapa Pak Haji menjelaskan pada tahun 1980, ia melanjutkan perjuangan orangtuanya untuk memimpin sekolah tersebut.
Lalu, di tahun yang sama, sekolah mendapatkan kesempatan mengubah status dari Madrasah Diniyah ke Madrasah Ibtidaiyah atau sekolah formal.
Proses yang berat dirasakan saat sekolah menghadapi sedikit kesulitan pada tahun 90-an, di mana masyarakat memandang madrasah sebelah mata.
Kemudian di tahun 2007, dia terus meningkatkan program dan memperkenalkan sekolahnya dengan mengadakan ekstrakurikuler drum band yang dianggap akan memberikan nilai jual sekolah.
"Di sini yang menarik itu ternyata bahwa proses itu betul-betul perlu perjuangan. Dari peningkatan mutu ternyata itu juga dijadikan sebagai program utama," ujar Abdul.
Posisi sekolah yang memasuki gang kecil dengan bangunan sederhana dikenal baik akan mutu, menjadi sekolah unggulan pada masa itu.
Sekolah tidak melewatkan kesempatan agar banyak calon murid yang mendaftar, dengan memberikan laporan dan menunjukkan prestasi anak didiknya setiap akhir tahun ajaran.
Pihak sekolah juga giat mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar dengan membuktikan kualitas dan kegiatan ekstrakurikuler yang berbeda dari sekolah lainnya.
Sampai akhirnya tiap tahun selalu ada peningkatan jumlah murid. Pada tahun ajaran 2022 saat ini, jumlah murid keseluruhan ada 245 siswa.
Tidak puas sampai disitu, H Abdul Kholik terus meningkatkan kualitas dengan mensejahterakan guru, staf dan murid dengan memberikan pelayanan yang baik.
Selain ekstrakurikuler drum band yang paling diminati adalah kegiatan Tahfidzul Qur'an. H Abdul Kholik optimis sekolahnya semakin maju, karena kegiatan ini lebih diminati masyarakat.
Tahun ini, kegiatan Tahfidzul Qur'an memasuki tahun kelima dan sudah mewisuda 15 santri pada tahun pertama.
"Madrasah dijadikan sebagai sekolah unggulan bagi masyarakat yang paham pendidikan, karena semua ilmu pengetahuan yang ditingkat SD dipelajari di madrasah," ungkapnya.
Bagi siswa yatim-piatu dan dhuafa dibebaskan dari biaya sekolah. Keringanan juga diberikan bagi siswa yang tidak mampu, hanya dengan menyertakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari RT setempat.