TANGERANGNEWS.com-Kota Tangerang dalam 10 tahun terakhir berkembang pesat yang didukung berbagai program inovatif yang dicanangkan pemerintah daerah setempat.
Akademisi dan Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Memed Chumaidi menjelaskan capaian pembangunan selama dua periode kepemimpinan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah dan Wakil Wali Kota Sachrudin, bisa dilihat dari delapan indikator.
Kedelapan indikator ini disesuaikan dengan visi misi dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Arief-Sachrudin.
"Indikator tersebut sesuai konteks dan kebutuhan masing-masing daerah untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif mengenai keberhasilan dalam pembangunan," ujarnya, Jumat 8 Desember 2023.
Adapun beberapa indikator keberhasilan dalam pembangunan daerah tersebut, dapat mencakup berbagai aspek. Pertama, Perekonomian seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat investasi, lapangan pekerjaan dan pendapatan per kapita.
"Soal perekonomian, Pemkot Tangerang sudah membuat Aplikasi Tangerang LIVE. Setidaknya ketersediaan difasilitasi oleh Pemkot. Walaupun kondisi perekonomian saat ini memang sedang tidak baik-baik saja," kata Memed.
Kedua, Infrastruktur yang berkaitan dengan ketersediaan dan kualitas jalan, transportasi, listrik, air bersih, serta fasilitas umum lainnya. Ketiga, Pendidikan seperti tingkat melek huruf, akses pendidikan, dan kualitas sistem pendidikan.
"Pendidikan masih oke lah, tinggal inovasi dan kreatifitas tenaga pendidiknya (SDM) diperkuat," ucapnya.
Keempat, Kesehatan seperti indeks harapan hidup, tingkat kesehatan masyarakat, akses layanan kesehatan, dan penanganan penyakit.
Kelima, Lingkungan yakni keberlanjutan lingkungan, ketersediaan taman dan ruang terbuka hijau, serta upaya pelestarian sumber daya alam.
Keenam, Pemberdayaan Masyarakat seperti tingkat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, akses informasi, dan keberlanjutan program sosial.
"Pemkot perlu memperkuat kolaborasi pemerintah kota dengan element masyarakat dan stakeholder," katanya.
Ketujuh, Keamanan seperti tingkat keamanan dan ketertiban, serta penanggulangan bencana. Kedelapan, Tata Pemerintahan yakni transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas pemerintahan daerah.
"Untuk tata pemerintahan, Pemkot sudah merealisasikan transparansi dalam rekrutmen pejabat-pejabat daerah dengan pola Merit Sistem," pungkas Memed.
Ia menambahkan lebih lanjut peninjauannya terkait tata pemerintahan. Pada konteks ini, Pemkot Tangerang di bawah kepemimpinan Arief-Sahrudin sudah mengedepankan Merit Sistem dalam rekrutmen pejabat-pejabat di Kota tangerang.
Merit sistem adalah kebijakan dan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar, dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
Merit Sistem merupakan salah satu hasil dari agenda reformasi birokrasi yang dicanangkan Presiden untuk membangun birokrasi netral dan mampu memberikan pelayanan public serta terbebas dari KKN.
"Dan Kota Tangerang dalam hal ini sudah merealisasikannya dengan baik di banding dengan daerah-daerah lain di Provinsi Banten," jelasnya.
Sementara secara keseluruhan, Arief dan Sahrudin dinilai sudah menampilkan performa terbaiknya dalam pembangunan. Legacy kepemimpinan mereka tersinergi dengan baik, tinggal melakukan penetrasi kolektif untuk menuju pemenuhan yang belum terealisasi.
Adapun hal yang masih menjadi PR Pemkot Tangerang, menurut Memed, adalah yang berkaitan dengan kualitas layanan dasar soal kesehatan.
"Pemkot baru punya satu rumah sakit daerah. Mestinya dengan kuantitas masyarakat kota saat ini, Pemkot butuh banyak rumah sakit yang terbaik agar fasilitas kesehatan masyarakat dapat terpenuhi," tutupnya.