Pencari Kerja Kerap Diminta Pungli, Pemprov Banten Tekankan Digitalisasi Rekrutment
Selasa, 3 Desember 2024 | 21:36
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar mengaku pihaknya akan lebih serius menangani berbagai permasalahan ketenagakerjaan.
TANGERANGNEWS.com- Fraksi Partai Golkar mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang untuk memaksimalkan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025 guna kesejahteraan masyarakat, seperti pembangunan fasilitas kesehatan.
Ketua Fraksi Golkar Saiful Milah menegaskan, APBD merupakan alat penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dalam rapat paripurna DPRD Kota Tangerang, Saiful menyampaikan, pihaknya berharap alokasi APBD mampu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi warga.
Menurut Saiful, pelayanan kesehatan menjadi salah satu fokus utama Fraksi Golkar. Sebab, Fraksi Golkar menilai bahwa pemerintah perlu memastikan bahwa fasilitas kesehatan yang ada mampu memberikan layanan terbaik kepada masyarakat.
Dikatakan Saiful, Fraksi Golkar juga menyoroti pemerataan fasilitas kesehatan di seluruh wilayah Kota Tangerang, sekurang-kurangnya di wilayah barat dan timur terdapat satu rumah sakit milik Pemkot Tangerang.
"Fraksi Golkar mendorong dibangunnya rumah sakit baru, serta diiringi dengan pemenuhan tenaga kesehatan yang sesuai dengan rasio jumlah penduduk di Kota Tangerang," ujar Saiful.
Tidak hanya itu, Fraksi Golkar juga mengusulkan pembentukan dewan kesehatan. Tujuannya untuk memperkuat tata kelola sektor kesehatan di Kota Tangerang, serta mendorong peran dan fungsi layanan kesehatan sesuai harapan masyarakat. (adv)
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar mengaku pihaknya akan lebih serius menangani berbagai permasalahan ketenagakerjaan.
Hasil Pilgub Banten 2024 cukup mengejutkan. Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 02, Andra Soni-Dimyati Natakusumah, berhasil unggul atas pasangan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi.
Penanganan kasus Orang dengan HIV (ODHIV) di Tangerang Selatan (Tangsel) terus menjadi perhatian serius pemerintah daerah setempat.
Generasi Z diprediksi akan lebih sulit untuk memiliki rumah sendiri dibandingkan generasi sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah situasi ekonomi yang terdampak pandemi, sehingga memengaruhi daya beli sebagian besar masyarakat.