TANGERANG-Rencana pemerintah Kota Tangerang untuk melaksanakan tender operator pengelola Buslane mengalami kendala. Para calon operator dari pihak ketiga menilai jumlah 10 armada Buslane yang dimiliki pemkot masih minim dan jarak trayek yang terlalu pendek.
“Pihak ketiga yang sedang kita jajaki seperti Primajasa dan Damri merasa keberatan. 10 unit bus yang kita miliki terlalu sedikit untuk bisa melayani para penumpang. Menurut perhitungan mereka (piha ketiga), dengan 10 unit bus, alur jarak kedatangan bus di terminal bisa per 8 menit, sedangkan mereka minta 5 menit sehingga penumpang tidak terlalu lama menunggu,” ungkap Wakil Wali Kota Tangerang H Arief R Wismansyah, Senin (26/9).
Menurut Arief, dalam rencana awal armada Buslane yang dihibahkan dari Kementrian Perhubungan adalah sebanyak 20 unit. Namun pada kenyataannya, hanya 10 unit saja yang dihibahkan. “Kita juga tidak tau kenapa cuma 10 unit saja. Padahal 20 unit itu memang sudah standarnya agar pelayanan bisa maksimal,” tuturnya.
Arief menambahkan, jarak trayek Buslane dari Terminal Poris Plawad hingga Kali Deres juga terlalu pendek. Para calon operator meminta agar trayek ditambah sampai DKI Jakarta. Selain itu, lanjut dia, kendala teknis lainnya adalah adanya Peraturan Daerah (PP) yang tumpang tindih.
“Setelah kita kaji aturan dalam PP no 6/2006 tentang pengelolaan barang milik negara atau daerah, ada masing-masing ada ketentuan pengelolaan dengan sistim sewa, pinjam pakai atau kerja sama. Karena masalah tersebut, tender Buslane menjai belum terealisasi hingga saat ini,” terangnya.
Menurut Arief, pihaknya terus mendorong DInas Perhubungan agar pengoperasian Buslane bisa terlaksana di Kota Tangerang. Salah satunya upaya penjajakan dengan Busway Trans Jakarta untuk perpanjangan koridor. “Kita konsetrasikan dulu agar 10 unit armada ini bisa beroperasi. Kita masih melakukan penjajakan dengan calon operator dan kerjasama dengan trans Jakarta,” ungkapnya.(RAZ)