TANGERANG-Musim kemarau yang melanda Jabodetabek dan sekitarnya berdampak terhadap pasokan air baku untuk PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang. Sejak seminggu terakhir, pasokan air baku yang untuk diproduksi menjadi air bersih ke masyarakat menurun turun hingga 30 %.
Dirut PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang, Ahmad Marju Kodri mengatakan, sejak sepekan terakhir, debit air Sungai Cisadane yang sumber air baku PDAM semakin berkurang. Menipisnya debit air ini terlihat dari sedimentasi dan gumpalan lumpur yang semakin meluas di sepanjang Sungai Cisadane hingga pintu air sepuluh.
“Bahkan, debit air sungai ini jauh menurun dari kondisi normal hingga satu meter dari ambang batas normal yakni 12,5 meter. Kondisi ini terjadi akibat musim kemarau yang berkepanjangan di wilayah Jabodetabek,” katanya.
Masalah ini berdampak pula terhadap intensitas air yang masuk ke intake atau pipa masuk PDAM. Meskipun masih dapat mengisi penampung. Namun, pasokan tersebut jauh menurun hingga 30 % dibandingkan kondisi normal.
“Kapasitas produksi dari empat buah instalasi pengolahan air yang dalam kondisi normal mampu mencapai 450 liter perdetik. Saat ini kondisinya turun sekitar 50 liter perdetik,” kata Marju.
Menurut Marju, tebalnya sedimentasi tanah di aliran sungai cisadane juga sempat menghambat pasokan air menuju intake milik PDAM Tirta Benteng. “Untuk mengatasi hal tersebut, kita melakukan pengerukan manual, agar air tetap dapat masuk ke dalam pipa menuju ke penampungan,” ungkapnya.
Sementara itu, Humas PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang Ichsan Sodikin mengatakan, meskipun pasokan air baku untuk PDAM Tirta Benteng terus menurun akibat kekeringan , Marju menjamin tidak akan mengganggu pelayanan terhadap masyarakat. “Meski demikian, diharapkan pemerintah pusat segera melakukan normalisasi terhadap Sungai Cisadane yang kondisinya kini semakin memprihatinkan,” katanya.