TANGERANG-Lima siswa berkebutuhan khusus tunarungu tingkat SMA di Yayasan Karya Dharma Wanita (YKDW), Karawaci Baru, Kota Tangerang, ikut menjalani Ujian Nasional (UN), seperti siswa pada umumnya.
Namun, yang berbeda mereka kini mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal Bahasa Indonesia. Pasalnya, dalam soal terdapat kalimat yang tidak bisa diartikan melalui bahasa isyarat.
Pelaksanaan UN pun sama dengan sekolah lainnya, selama tiga hari sejak 15-17 April 2013. Mata pelajaran uang diujikan yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika.
Ketua Panitia Ujian di YKDW Nurhayati mengatakan, untuk UN tahun ini di (YKDW) hanya terdapat lima peserta yang terdiri dari tiga siswa pria dan dua siswa wanita.
Mereka didampingi dua orang guru pendamping untuk membantu menjelaskan soal kurang bisa dipahami.
“Waktu pelaksanaan ujian bagi siswa sekolah berkebutuhan khusus tidak berbeda dengan sekolah ada umumnya, yakni dua jam. Hal ini menjadi kendala tersendiri bagi peserta ujian dalam mengerjakan soal sesuai waktu yang telah ditetapkan,” ujarnya, Rabu (17/4).
Menurut Nurhayati, kendala dihadapi para peserta ujian pada hari pertama pelajaran Bahasa Indonesia. Mereka tidak memahami kalimat-kalimat yang tidak terdapat pada bahasa isyarat yang biasa mereka gunakan dalam berkomunikasi.
Akibatnya, mereka butuh waktu lebih lama untuk menjawab soal tersebut.
“Seperti kata fokus, itu harus kita jelaskan artinya saja. Soal-soalnya panjang dan sulit ditelaah cepat oleh mereka, jadi kita bantu mereka memahami soalnya,” tukasnya.
Nurhayati menambahkan, pada tahun sebelumnya, ada sembilan siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti UN di YKDW. Mereka mampu lulus seratus persen dan dan pihak sekolah berharap anak didiknya tahun ini bisa menyamai prestasi peserta ujian tahun sebelumnya.(RAZ)