TANGERANGNEWS.com-Peristiwa banjir bandang yang disebabkan hujan monsun terjadi di Provinsi Balochistan dan Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan.
Berdasarkan data yang dihimpun, National Disaster Management Authority (NDMA) Pakistan pada Minggu, 28 Agustus 2022, mencatat sekitar 1.000 orang tewas akibat insiden banjir tersebut.
Pemerintah Pakistan pun telah mengumumkan kondisi darurat di wilayah terdampak.
Sherry Rehman, seorang senator Pakistan dan pejabat tinggi iklim negara itu, mengatakan dalam sebuah video yang diposting di Twitter bahwa Pakistan sedang mengalami bencana iklim yang serius, dan merupakan yang tersulit dalam dekade terakhir.
“Saat ini kami berada di titik nol dari garis depan peristiwa cuaca ekstrem, dalam gelombang gelombang panas yang tak henti-hentinya, kebakaran hutan, banjir bandang, beberapa ledakan danau glasial, peristiwa banjir, dan sekarang monsun monster. Semua melanda tanpa henti, hentikan kekacauan di seluruh negeri," katanya seperti dikutip dari The Associated Press pada Senin, 29 Agustus 2022.
Sementara itu, KBRI Islamabad dan KJRI Karachi telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan berkomunikasi dengan simpul komunitas Indonesia.
Adapun hingga saat ini tidak terdapat warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban bencana banjir tersebut.
Jumlah WNI berdasarkan data Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) di Pakistan tercatat berjumlah 1.267 orang.
Mereka mayoritas bertempat tinggal di Karachi, Islamabad Lahore, Karachi, Rawalpindi, Sialkot, Gujrat dan Peshawar.
KBRI serta KJRI pun menyarankan WNI untuk menunda perjalanan ke lokasi rawan bencana. Di samping itu, WNI diharapkan segera menghubungi otoritas setempat dan Perwakilan RI terdekat jika terjadi situasi darurat.