Connect With Us

Lima Indikator Ini Disebut Upaya Sistematis Membentuk Opini Menangkan Jokowi-JK

Denny Bagus Irawan | Minggu, 13 Juli 2014 | 11:19

liustrasi Quick Count (Istimewa / TangerangNews)

JAKARTA-Tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menilai, ada usaha sistematis untuk membentuk opini pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Mulai dari rekayasa berita penghitungan suara hingga pengerahan massa.

"Pertama, berdasarkan exit poll mereka menyebarkan kabar Jokowi-JK menang telak 85 persen berbanding 15 persen dari Prabowo-Hatta di sejumlah negara seperti Arab Saudi dan Malaysia. Tujuannya untuk pengaruhi pemilih dalam negeri," ujar penasehat tim Prabowo-Hatta, Letjen TNI Pur Suryo Prabowo, Ahad (13/7).

Padahal, katanya, setelah hitungan resmi dilakukan, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memperoleh 51 persen di Jeddah. Sementara Jokowi-JK mendapatkan 48 persen. Di Qatar Prabowo-Hatta memperoleh 52 persen dan Jokowi-JK 42 persen. Kemudian di Malaysia Prabowo-Hatta 85 persen Jokowi-JK 15 persen.

Kedua, menurutnya, di dalam negeri sejumlah lembaga survei yang menjadi konsultan politik melakukan quick count. "Hasilnya dibuat seragam, Jokowi-JK menang 3-5 persen dari Prabowo-Hatta," ujarnya.

Padahal, urainya, saat itu data yang masuk baru 75 persen. Ditambah, ada quick count lain yang mengunggulkan Prabowo-Hatta. 
Ketiga, lanjutnya, kemenangan quick count tersebut dengan cepat diklaim secara terbuka sebagai terpilihnya Jokowi-JK sebagai pemenang pemilu. "Mereka mendeklarasikan kemenangan Jokowi-JK secara terbuka," jelasnya.

Keempat, ada pengerahan massa untuk memberi legitimasi sosial setelah pernyataan klaim sepihak tersebut. "Massanya sudah disiapkan sepekan sebelum hari pencoblosan," ungkapnya.

Kelima, lanjutnya, ada upaya mengunci opini publik kalau Jokowi-JK sudah menang pemilu. Bahkan dikatakan hasil quick count lebih benar dari hitung manual KPU.

"Ini seperti drama politik tentang klaim pemenang pilpres. Diatur kisahnya secara dramatis melibatkan emosi publik. Ujungnya KPU seperti dipaksa untuk memenangkan Jokowi-JK. Hanya kecurangan yang dapat mengalahkan Jokowi-JK, itulah kesimpulan drama politik ini yang mereka inginkan," bebernya.

Menurut Suryo, publik harus mengerti skenario drama politik itu agar tidak bingung dan tersesat. 
"Mereka menggiring opini publik ke target mereka. Kalau tidak sesuai target, mereka tuduh curang. Mereka tidak siap kalah maka segala cara ditempuh untuk menang," paparnya.
 
 
KOTA TANGERANG
THR Tak Kunjung Cair, Lapor ke Posko Ini di Kota Tangerang

THR Tak Kunjung Cair, Lapor ke Posko Ini di Kota Tangerang

Jumat, 29 Maret 2024 | 13:52

Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Tangerang membuka posko pengaduan terkait pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR)

BISNIS
Bank bjb Siapkan Uang Tunai Rp12,5 Triliun Sambut Lebaran 2024, Sediakan Layanan Penukaran Terpadu

Bank bjb Siapkan Uang Tunai Rp12,5 Triliun Sambut Lebaran 2024, Sediakan Layanan Penukaran Terpadu

Rabu, 27 Maret 2024 | 16:44

Bank bjb memperkirakan secara musiman kebutuhan likuiditas masyarakat, terutama uang tunai meningkat pada bulan Ramadan apalagi menjelang Idul Fitri 1445 H/2024.

TOKOH
Mengenal Baden Powell dan Sejarah Dicetuskannya Pramuka

Mengenal Baden Powell dan Sejarah Dicetuskannya Pramuka

Kamis, 22 Februari 2024 | 15:37

Praja Muda Karana atau Pramuka merupakan gerakan kepanduan paling populer yang dicetuskan oleh Baden Powell.

HIBURAN
Lagi Viral di TikTok, Begini Cara Lihat Tahun Lama di Aplikasi Google Maps

Lagi Viral di TikTok, Begini Cara Lihat Tahun Lama di Aplikasi Google Maps

Rabu, 27 Maret 2024 | 14:35

Baru-baru ini tengah viral di media sosial TikTok sebuah tren melihat tahun lama di aplikasi Google Maps.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill