TANGERANGNEWS- Ratusan orang yang penasaran dengan situasi pascapenggerebekan di Ciputat, Tangerang masih berkerumun. Beberapa dari mereka bahkan nekat menerobos police line yang dipasang mengitari lokasi kejadian.
Pantauan, Jumat (9/10), warga tampak antusias melihat rumah kos berlantai dua itu. Rumah kos bercat krem tersebut terletak di perkampungan padat penduduk. Di balkon lantai II, tampak beberapa polisi masih berjaga-jaga.
"Hebat, polisi bisa tahu ada teroris di kampung ini," ujar Sri yang ikut berjubel bersama ratusan warga lainnya.
Saat ini pihak kepolisian telah mendatangkan kayu dan triplek. Benda-benda tersebut akan digunakan untuk menutup rumah kos tersebut.
Arus lalu lintas di sekitar lokasi penggrebekan teroris di Ciputat, Tangerang Selatan, padat merayap. Hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang turun ke jalan karena ingin menyaksikan peristiwa itu.
"Macet di Ciputat, arus lalu lintas dari Pasar Jumat ke arah Ciputat padat. Sedangkan dari Ciputat ke Pasar Jumat juga padat. Sementara jalur tembus-tembus di Kampung Utan ke arah Bintaro juga padat," ujar petugas Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Aiptu Kasno.
Kasno mengatakan kepadatan terjadi karena banyak masyarakat yang ingin tahu dan menyaksikan kejadian tersebut dari dekat. Sehingga jalan yang hanya dibatasi trotoar itu pun menjadi ramai dan penuh pejalan kaki.
Dikatakan Kasno, hingga saat ini belum ada pengalihan lalu lintas di jalur tersebut. Oleh karena itu bagi warga yang akan menuju ke Pamulang disarankan untuk melewati jalur alternatif.
"Yang akan ke Pamulang, lebih baik melewati Cirendeu, kemudian ke arah Pondok Cabe, lalu baru ke Pamulang. Itu jalur alternatif," tuturnya.
Dua tersangka teroris Syaifudin Zuhri dan Mohamad Syahrir diduga kuat tewas dalam penggerebekan di Ciputat. Kedua buron itu diduga terlibat dalam aksi pengeboman di Mega Kuningan, 17 Juli silam. Lokasi penggerebekan berupa rumah kos berisi 16 kamar. Rumah ini terletak tak jauh dari kampus BSI.(dtk)