TANGERANGNEWS-Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum menemukan fasilitas mewah bagi narapidana kasus penyuapan Artalyta Suryani di Rutan Pondok Bambu,Jakarta Timur.
Ruang khusus milik Artalyta dilengkapi pendingin udara (AC), pesawat televisi, sofa, meja kerja hingga kulkas. Satgas mengungkap fakta itu setelah inspeksi mendadak (sidak) selama tiga jam tadi malam, antara pukul 19.00 hingga 22.00 WIB.Tim Satgas yang ikut dalam sidak antara lain Denny Indrayana, Mas Achmad Santosa,Yunus Husein, dan Herman Effendi. Lima narapidana yang didatangi adalah Artalyta Suryani (Ayin), Aling,Darmawati,Ines Wulandari, dan Eri.
Narapidana yang pertama kali didatangi oleh Satgas adalah Ayin.Ayin merupakan narapidana kasus suap terhadap Jaksa Urip Tri Gunawan.Ayin divonis lima tahun penjara. Tim Satgas menemukan Ayin berada dalam sebuah kamar berukuran besar di lantai tiga yang terpisah dengan tahanan lain. Ruang ini berbeda dengan sel yang sehari-harinya ditempati Ayin. Saat anggota satgas tiba, mereka mendapati Ayin tengah mendapat perawatan laser kosmetik oleh dokter khusus di ruang khusus itu.
“Di sana kita menemukan ruang khusus seperti kantor begitu, ada televisi,AC, sofa untuk tidur,ruang tamu,lengkaplah di sana,”ujar anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Mas Achmad Santosa di Jakarta tadi malam. Inspeksi mendadak sengaja dilakukan tim karena mendapat informasi dan pengaduan dari masyarakat akan adanya diskriminasi narapidana di Rutan Pondok Bambu. Merespons hal ini,Satgas lantas berkoordinasi dengan Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar.
Awalnya tim Satgas menghendaki agar menteri turut serta dalam sidak. Namun dengan alasan tidak ingin mengganggu,Menkumham menolak ikut. “Beliau tidak mau karena takut tidak bebas,” ujarnya. Penyimpangan yang dilakukan pihak pengelola Rutan Wanita Pondok Bambu itu tidak hanya dalam hal pemberian fasilitas mewah kepada Ayin serta para narapidana lain. Berdasarkan hasil sidak Satgas, anak-anak Ayin juga sering keluar masuk rutan.
Bahkan mereka bisa bebas bermain dengan ibunya di ruang tahanan.“Ada boks mainan anak-anak di kamar Ayin, lengkaplah di sana,”ujar Mas Achmad Santosa. Menurut dia, berdasarkan informasi yang dihimpun, Ayin sering mengajak anaknya masuk ke ruang tahanan dan baru pulang pada sore hari sekitar pukul 17.00 WIB.“Kenyataan ini seperti puncak gunung es, tidak menutup kemungkinan akan ada perlakuan khusus yang lebih di lembaga pemasyarakatan lain,”ujarnya.
Fasilitas Karaoke
Fasilitas lebih mewah bahkan ditemukan di ruang khusus milik narapidana kasus narkoba,Aling. Dia berada di ruangan luas berukuran sekitar 8x8 meter.“Ruang ini sangat mewah dan lebih dari hotel karena dilengkapi sofa,bahkan ruangan khusus karaoke,”tutur Sekretaris Satgas Denny Indrayana.
Denny menambahkan,lima tahanan yang sempat diinterogasi mengaku bahwa mereka berada di ruangan tersebut hanya sebentar, yakni dari pagi hingga sore. Adapun pada malam hari mereka tetap tidur di ruangan tahanan pada umumnya. “Tapi kami tidak percaya. Sebab tahanan yang lain mengatakan bahwa mereka di ruangan istimewa tersebut sampai malam dan tidur juga di sana.
Jadi ini pelanggaran yang nyata,”tandas Denny. Denny yang juga staf khusus presiden bidang hukum ini mengatakan, hasil temuan ini akan ditindaklanjuti, salah satunya dengan melaporkannya kepada Menkumham Patrialis Akbar. “Saat sidak memang terbukti ada penyimpangan tersebut.Kami sudah melihat dengan mata kepala sendiri. Kami akan mendesak agar ini diusut hingga tuntas dan jangan sampai terjadi lagi,”tegasnya. (Seputar Indonesia)