TANGERANGNEWS-Kapolri Jendral Bambang Hendarso Danuri memastikan jasad seorang teroris yang ditembak oleh Detasemen Khusus 88 Mabes Polri di Pamulang, Banten adalah jasad orang yang paling dicari seantero Asia Tenggara, yaitu Dulmatin.
Proses identifikasi memastikan jasad itu 100 persen adalah Dulmatin dengan tingkat kesalahan 1 : 100 triliun. Tidak sia-sia penggerebekan Densus 88 di sebuah warnet di Pamulang tiga hari lalu, seorang pria yang sedang berada di dalam warnet tersebut ditembak dan mati seketika.
Setelah melakukan proses identifikasi, Polri pastikan pria tersebut adalah Dulmatin alias Yahya Ibrahim alias Mansyur, buronan yang dicari oleh AS, Filipina dan Australia, termasuk Indonesia sendiri. Kepastian itu disampaikan oleh BHD di Mabes Polri siang ini.
Selain memberitahukan identitas Dulmatin, BHD juga memberitahukan identitas dua orang lainnya yang tewas ditembus timah panas Densus 88, mereka adalah Ridwan dan Hasan Nur, mereka adalah pengawal Dulmatin yang tertembak di Gang Asem dekat lokasi tertembaknya Dulmatin.
Tak hanya itu, Polri juga menangkap hidup-hidup dua orang pengawal lainnya yaitu Abu Haikal dan Syaiful Siregar asal Medan di gang Asem. Disebutkan BHD, setelah mendapatkan kepastian jasad Dulmatin dirinya langsung menghubungi presiden.
"Saya langsung telepon Presiden yang saat itu sedang pidato di Canberra, saya juga sudah sampaikan ke Wapres". Dipaparkan BHD, operasi penggerebekan Dulmatin bukanlah tiba-tiba, melainkan rangkaian operasi yang saling terkait dengan penggerebekan teroris di Aceh Besar beberapa waktu sebelumnya.
"Dari rangkaian itu tim Densus kembangkan semua hasil pemeriksaan terhadap tersangka, lalu dilanjutkan dengan operasi di seluruh wilayah Indonesia termasuk di Pamulang".
(dira)