Connect With Us

Indeks: Mayoritas Mahasiswa Dukung RUU Ciptaker, Ini Sebabnya

Rangga Agung Zuliansyah | Kamis, 2 Juli 2020 | 17:11

Mohamad Arif Hadiwinata, Direktur Riset Institut Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Indeks). (@TangerangNews / Istimewa)

TANGERANGNEWS.com-Mayoritas mahasiswa memandang positif sejumlah butir substansial dalam Rancangan Undang Undang (RUU) Cipta Kerja (Ciptaker).

Alasannya adalah kemudahan regulasi perizinan usaha yang merupakan elemen substansial RUU ini dan diharapkan memicu hadirnya banyak lapangan pekerjaan.

Demikian disampaikan Mohamad Arif Hadiwinata, Direktur Riset Institut Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Indeks), dalam diskusi hasil survei persepsi mahasiswa, Rabu (1/6/2020).

Survei dengan tajuk “Bagaimana Mahasiswa Menyikapi RUU Cipta Kerja?" ini dilakukan dalam skala nasional pada 26-30 Juni 2020.

Data dikumpulkan dari 742 angket yang didistribusikan secara online melalui berbagai kanal media sosial dan email.

Penarikan sampel dilakukan dengan teknik simple random dengan ukuran sampel 200 angket, yang dipilih secara acak dari 325 angket yang dinyatakan valid berdasarkan kriteria nama dan Nomor Induk Mahasiswa (NIM).

Berdasarkan temuan survei, kata Arif, mayoritas mahasiswa (82%) menyatakan sangat setuju dan setuju bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak wirausahawan untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.

"Karenanya, mayoritas mahasiswa (78%) juga menyetujui kebijakan untuk menyederhanakan regulasi perizinan usaha, salah satu elemen yang substansial dalam RUU Ciptaker," jelasnya.

Substansi lain dalam RUU Ciptaker yang ditanggapi secara positif oleh mayoritas mahasiswa adalah pelonggaran aturan investasi.

"Sebanyak 54% mahasiswa setuju pelonggaran aturan investasi untuk membiayai pembangunan, menggairahkan iklim bisnis, dan menciptakan lapangan pekerjaan," ujar Arif.

Lebih jauh, sikap positif mayoritas mahasiswa terhadap sejumlah substansi RUU Ciptaker tak bisa dilepaskan dari situasi pandemi COVID-19, yang telah membuat ekonomi Indonesia terpuruk.

Faktanya, 76% mahasiswa mempersepsi keadaan ekonomi Indonesia tahun ini lebih buruk dari tahun sebelumnya.

Selain itu, 96% mahasiswa melihat ketimpangan yang sangat besar antara jumlah lapangan kerja yang tersedia dan jumlah angkatan kerja yang tiap tahun meningkat.

"Tak heran jika 88% mahasiswa mengaku pekerjaan adalah hal yang sangat sulit didapatkan dewasa ini," pungkasnya.

Di tengah pro-kontra pengesahan RUU Ciptaker dan ancaman resesi ekonomi Indonesia di masa pandemi COVID-19, mayoritas mahasiswa menyadari urgensi pengesahan aturan tersebut.

Menjadi wajar ketika ditanya soal pengesahan RUU, persentase mahasiswa yang sangat setuju dan setuju berada pada angka 37%, lebih tinggi dibandingkan yang ragu (35%) dan yang menolak (28%).

"Persepsi dan sikap mahasiswa yang cenderung positif terhadap RUU Ciptaker mengindikasikan dukungan kalangan mahasiswa secara umum," pungkas Arif.

Relevansi RUU Ciptaker ini senada dengan yang dikatakan Saidiman Ahmad, peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Dalam pembahasan hasil survei tersebut, dia menuturkan, wacana pemerintah untuk mengakselerasi pembangunan ekonomi harus didukung.

"Salah satu persoalan yang selama ini dihadapi adalah sulitnya para pelaku ekonomi untuk menjalankan aktivitas bisnis," ujarnya.

Pandangan kalangan mahasiswa yang dipotret oleh penelitian Indeks, menurut Saidiman, mewakili aspirasi masyarakat, khususnya mereka yang bergerak di sektor bisnis skala mikro, kecil dan menengah.

Umumnya mahasiswa dan masyarakat setuju bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak wirausahawan untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.

"Mereka juga umumnya sepakat bahwa pemerintah harus menyederhanakan regulasi," jelasnya.

Menurut Saidiman, sektor ekonomi yang terpukul hebat karena COVID-19 membuat percepatan pembahasan dan pengesahan RUU Ciptaker semakin relevan.

Berdasar data KADIN, Ada 6,4 juta pekerja sektor formal yang sudah dirumahkan selama pandemi. Sektor informal lebih banyak lagi, karena merekalah yang paling terpukul secara ekonomi selama pandemi.

"Maka penciptaan lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya dengan menciptakan iklim investasi yang bersahabat bagi para investor dan pengusaha di semua tingkat sudah tidak bisa ditunda-tunda lagi," ucapnya. (RAZ/RAC)

KAB. TANGERANG
Viral! Seorang Ibu Nyaris Diamuk Massa Gegara Belanja Pakai Uang Palsu di Tigaraksa

Viral! Seorang Ibu Nyaris Diamuk Massa Gegara Belanja Pakai Uang Palsu di Tigaraksa

Kamis, 4 Desember 2025 | 22:07

Seorang ibu nyaris menjadi sasaran amukan massa karena kedapatan berbelanja menggunakan uang palsu di Pasar Gudang, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang pada Kamis 04 Desember 2025.

PROPERTI
Catat Penjualan Positif Sepanjang Tahun, ModernCikande Raih Penghargaan PIA 2025 dan 

Catat Penjualan Positif Sepanjang Tahun, ModernCikande Raih Penghargaan PIA 2025 dan 

Rabu, 26 November 2025 | 14:52

Kawasan industri ModernCikande Industrial Estate (MCIE) l dinobatkan sebagai peraih penghargaan Properti Indonesia Award 2025 untuk kategori Property Development – Industrial Estate Development

TOKOH
Innalillahi, Epy Kusnandar ”Kang Mus” Meninggal Dunia

Innalillahi, Epy Kusnandar ”Kang Mus” Meninggal Dunia

Rabu, 3 Desember 2025 | 18:21

Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air. Aktor senior Epy Kusnandar meninggal dunia pada Rabu, 3 Desember 2025.Informasi tersebut pertama kali dibagikan melalui unggahan akun Instagram istrinya, Karina Ranau.

AYO! TANGERANG CERDAS
Belum Banyak yang Tahu, Ternyata Ini Makna Warna Seragam Sekolah SD, SMP, dan SMA

Belum Banyak yang Tahu, Ternyata Ini Makna Warna Seragam Sekolah SD, SMP, dan SMA

Selasa, 2 Desember 2025 | 14:59

Meski sudah dipakai puluhan tahun, tak banyak yang tahu bahwa warna seragam sekolah di Indonesia ternyata memiliki makna tersendiri. Mulai dari putih-merah, putih-biru, hingga putih-abu, setiap kombinasi warna dirancang

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill