Connect With Us

Orangtua Meninggal, Arthalyta Naik Helikopter

| Selasa, 9 November 2010 | 16:12

Arthalyta Suryani, saat menjenguk ayahnya di RS Immanuel, Bandar Lampung. (tangerangnews / repro)


TANGERANGNEWS
-Orang tua Arthalyta Suryani, Ali Susilo meninggal di RS Immanuel Bandar Lampung, pukul 21.15 WIB, Senin (8/11/2010).

Sebelum meninggal, penghuni LP Wanita Tangerang yang  terkait dalam kasus penyuapan seorang jaksa, sempat menjenguk ayahnya itu dengan menggunakan Helikopter dari Lippo Karawaci, Tangerang  sejak   Senin (8/11/2010) berangkat pukul 10.15 WIB dan tiba ke LP Wanita pukul 16.30 WIB. 

Hal itu dikatakan, Etty Nurbaiti, Kepala LP Wanita saat ditemui hari ini Selasa (9/11/2010). "Atas izin dari kami itu, tadi siang Inspektur Pemasyarakatan Bambang Winahyo dan Sekretaris Inspektur Jenderal Bambang Margono datang ke sini. Bahkan saya juga telah dipanggil dan  bertemu Pak Menteri Patrialis Akbar  diacara Rapat Kerja Teknis Dirjen PP, di Istana Nelayan Jatiuwung," ujar  Etty. 


Begitu mendengar orang tuanya sakit keras, Arthalyta langsung diberikan izin olehnya untuk menjenguk ayahnya itu.  "Untuk izin keluar bagi warga binaan LP Wanita Tangerang yang keluarganya meninggal atau sakit keras memang kami berikan," kata Etty.

Surat izin keluar sementara itu, lanjutnya, tidak perlu dari Dirjen Kehakiman, melainkan cukup dari Kalapas. Dengan prosedur disidangakn dengan Tim Pengamat Pemsyarakatan. Lalu buatkan surat pengawalan.

Kepergian Artalita Suryani ke rumah sakit di Bandar Lampung tersebut juga dikawal oleh dua petugas dari LP Wanita Tangerang. "Kita berikan izin juga karena kondisi Arthalyta saat itu shock, dia bahkan sempat kejang-kejang," ujarnya.

Kini setelah menjenguk ayahnya yang sakit jantung itu, kata Etty, Arthalyta tidak stress meskipun dia sudah tahu ayahnya meninggal. "Saya dapat kiriman fax sekitar pukul 22.00 WIB semalam soal surat kematian ayahnya, dari RS Immanuel Bandar Lampung," ujarnya.

Etty juga menerangkan, izin menjenguk keluarga yang sakit tidak hanya diberikan kepada Arthalyta, bulan ini pihaknya telah 3 kali (termasuk Arthalyta)  mengeluarkan izin untuk warga binaan yang ingin menjenguk keluarganya yang sakit.
 
"Karena warga binaan bisa memproses izin jenguk atas empat izin, yang pertama sebagai wali nikah, kedua keluarga sakit, ketiga melayat dan keempat urus proses warisan. Hal ini sesuai dengan surat dirjen pas 23 Februari 2005 No.E.PK.04.02-05 tetang izin keluar LP," ujarnya.

Etty juga mengaku telah dibenarkan oleh Meteri Hukum dan Ham Patrialis Akbar soal prosedur pemberian izin tersebut. "Pak menteri sudah saya kasih penjelasan, hasil dia memahami," katanya. Ditanya soal anggaran untuk menjenguk dengan menggunakan helikopter, Etty meyakini, itu adalah anggaran keluarga Arthalyta sendiri. "Negara tidak menjamin anggaran untuk itu," terangnya.

 Soal kedepan Arthalyta akan melayat ayahnya itu, Etty mengaku, kedepan dirinya pasti akan meminta surat permintaan terlebih dulu jika Arthalyta akan mlayat. "Kalau kemarin kan sifatnya mendadak," tegasnya.
(dira)

BANTEN
Tak Berseberangan, Airin-Ade Tegaskan Sejalan dengan Pemerintahan Presiden Prabowo

Tak Berseberangan, Airin-Ade Tegaskan Sejalan dengan Pemerintahan Presiden Prabowo

Jumat, 22 November 2024 | 20:05

Calon Gubernur Banten nomor urut 01, Airin Rachmi Diany menyatakan berkomitmen untuk mendukung dan sejalan dengan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

HIBURAN
Kenapa Kucing Suka Tidur di Alat Elektronik? Ini Alasannya

Kenapa Kucing Suka Tidur di Alat Elektronik? Ini Alasannya

Jumat, 22 November 2024 | 10:42

Bagi para pemilik kucing, pemandangan kucing yang tidur atau duduk di atas alat elektronik seperti laptop atau komputer tentu sudah sangat familiar.

TEKNO
Sejumlah Pemda Termasuk Banten Gunakan Teknologi Geospasial ArcGIS

Sejumlah Pemda Termasuk Banten Gunakan Teknologi Geospasial ArcGIS

Jumat, 22 November 2024 | 15:51

Teknologi geospasial canggih ArcGIS, buatan Esri Indonesia telah diimplementasikan di berbagai provinsi dan kota utama di Indonesia, untuk mendukung pemerintah daerah (pemda) dalam mengambil keputusan berbasis data.

NASIONAL
Tidak Setiap Daerah Cocok, Wapres Gibran Minta Sistem Zonasi PPBD Dihapus

Tidak Setiap Daerah Cocok, Wapres Gibran Minta Sistem Zonasi PPBD Dihapus

Jumat, 22 November 2024 | 16:10

Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka meminta agar sistem zonasi pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) dihapus. Ia menilai, sistem tersebut tidak cocok diterapkan di semua daerah.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill