TANGERANGNEWS.com-Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dan Universitas Mercu Buana sepakat menjalin kerjasama untuk memberantas hoaks sebagai salah satu wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Hal ini dilakukan lantaran penyebaran berita bohong semakin marak menjelang pemilu, termasuk yang akan berlangsung pada tahun 2024.
MoU kerjasama PWI Pusat dan Universitas Mercu Buana ditandatangani Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun dan Rektor Universitas Mercu Buana Andi Andriansyah.
Sedangkan kerjasama khusus anti hoaks MoA (Memori of Agreement) ditandatangani Koordinator Satgas Anti Hoax PWI Pusat Muhammad Iqbal Irsyad dan Kepala Biro Humas Universitas Mercu Buana Ira Purwitasari.
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun mengatakan MoU ini merupakan langkah awal yang penting dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang diperlukan dalam membantu mengidentifikasi, memeriksa, dan menyebarkan informasi yang akurat kepada publik.
Selain itu, PWI dan Universitas Mercu Buana dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta mengadakan kegiatan bersama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Mulai dari pentingnya literasi digital, penggunaan media sosial yang bertanggung jawab, hingga kemampuan untuk mengenali dan menghindari penyebaran berita palsu.
"Ini adalah inisiatif yang sangat baik dalam memerangi penyebaran informasi yang tidak benar di era digital saat ini. Semoga kerjasama ini dapat memberikan dampak positif, sekaligus membantu mengurangi efek negatif penyebaran hoaks," ujar Hendry.
Kerjasama dalam pemberantasan hoaks sangat penting, terutama menjelang Pemilu 2024, baik pemilihan presiden dan pemilihan legislatif.
Sebab, pemilu merupakan proses demokrasi yang penting di Indonesia, dan penyebaran hoaks dapat memiliki dampak yang merugikan, baik bagi pemilih maupun bagi calon yang bersaing.
"Dalam konteks ini, kerjasama antara PWI Pusat dan Universitas Mercu Buana dalam MoU Pemberantasan Anti Hoaks dapat berperan penting, untuk mengedukasi masyarakat dalam memfilter dan memverifikasi informasi yang mereka terima," tambah Hendry.
Agar masyarakat dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan fakta yang akurat dan tidak terpengaruh oleh hoaks, PWI Pusat dan Universitas Mercu Buana juga dapat berperan dalam menyediakan pelatihan tentang etika jurnalistik, penulisan berita yang objektif, serta pencegahan penyebaran hoaks.
Rektor Universitas Mercu Buana Andi Andriansyah menyambut baik MoU ini. Pihaknya siap bekerja sama dan berkolaborasi dalam mewujudkan pemberantasan hoaks
Apalagi, saat ini perkembangan kecerdasan buatan (KB) telah memungkinkan tersebarnya deepfake video, yaitu video (palsu) hasil rekayasa kecerdasan buatan yang menghasilkan gambar dan suara yang terlihat dan terdengar asli.
“Jadi akan sangat sulit bagi orang awam untuk membedakan apakah video ini asli atau hoaks. Situasi ini akan menjadi sangat berbahaya jika tidak kita sikapi dengan upaya pemberantasan hoaks,” ujar Profesor peneliti Robot Humanoid ini.
Andi memastikan dengan keterlibatan Universitas Mercu Buana dalam upaya ini, akan meningkatkan akses terhadap sumber daya akademik dan penelitian, yang dapat sangat berguna dalam mengidentifikasi dan memerangi penyebaran berita palsu.
Universitas Mercu Buana dapat menyumbangkan keahlian dan pengetahuan akademiknya untuk membantu dalam menyusun strategi pemberantasan hoaks yang lebih efektif.
"Kami percaya kerjasama ini akan memiliki dampak positif dalam menjaga integritas dan kualitas informasi yang dikonsumsi masyarakat terutama dalam menghadapi Pemilu Serentak 2024," tukas Andi.