TANGERANGNEWS.com-Dokter Spesialis Andrologi Eka Hospital BSD dr. Christian Christopher Sunnu, Sp.And mengungkapkan fenomena disfungsi ereksi kini banyak diderita anak muda.
Padahal, dahulu masalah disfungsi ereksi alias impotensi mungkin lebih umum pada laki-laki yang berusia lanjut.
"Disfungsi ereksi di usia muda ini fenomena baru. Biasanya diderita pria usia 40 tahun ke atas. Tapi sekitar 75 persen pasien saya yang konsultasi masalah ini usianya 20 sampai 30 tahun. Bahkan pasien saya yang paling muda 18 tahun sudah kena," katanya.
Penyebab Disfungsi Ereksi pada Usia Muda
dr Christian menjelaskan pada usia muda, penyebab disfungsi ereksi adalah masalah psikologis dan gaya hidup. Namun, beberapa kondisi kesehatan, khususnya penyakit metabolisme yang dipengaruhi gaya hidup juga bisa menyebabkan mengalami impotensi.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko mengalami disfungsi ereksi pada usia muda, antara lain:
● Stres pekerjaan
● Konflik dalam hubungan
● Pengalaman seksual traumatis
● Konsumsi alkohol berlebihan
● Jarang berolahraga
● Gangguan tidur
● Kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, obesitas, kolesterol tinggi, hipotiroid, penyakit ginjal, dan gangguan hormon
● Kadar testosteron rendah
"Penyebab disfungsi ereksi ada tiga kategori yakni organik, psikologis atau campuran keduanya. Kalau Anak muda diindikasi karena campuran akibat stress dan gaya hidup tidak sehat," papar dr Christian.
Selain berbagai penyebab di atas, beberapa penelitian juga menyebutkan paparan berlebihan terhadap pornografi juga dapat menyebabkan masalah disfungsi ereksi.
"Ini dapat terjadi akibat pengaruh persepsi dan ekspektasi seksual yang muncul dari menonton film porno," tambah dr Christian.
Gejala Disfungsi Ereksi
Menurut dr Christian gejala paling khas dari impotensi adalah tidak mampu mempertahankan ereksi saat berhubungan seks. Adapun tanda-tandanya sebagai berikut:
● Tidak dapat ereksi saat berhubungan seksual
● Ereksi tidak bertahan lama
● Kekuatan ereksi menurun sehingga penis terasa kurang keras
● Hanya dapat ereksi sesekali
● Membutuhkan banyak rangsangan seksual agar dapat ereksi
● Penurunan gairah seksual
● Frekuensi ereksi spontan (seperti di pagi hari) berkurang atau hilang sama sekali
● Penis tidak responsif terhadap rangsangan seksual
● Kecemasan atau frustrasi akan performa seksual
Cara Mengatasi Disfungsi Ereksi
Ada banyak penyebab disfungsi ereksi. Untuk mengatasinya, tentu diperlukan pendekatan yang holistik dan menyeluruh mengingat sering kali impotensi disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor.
Artinya, selain mengatasi penyebabnya, menurunkan faktor risikonya juga perlu dilakukan. Beberapa cara untuk mengatasi disfungsi ereksi, antara lain:
1. Perubahan Gaya Hidup
Gaya hidup jadi salah satu faktor yang menyumbang angka disfungsi ereksi pada usia muda. Misalnya saja, zat berbahaya dalam rokok yang dapat merusak pembuluh darah menuju penis dan menyebabkan impotensi.
Beberapa perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi disfungsi ereksi, antara lain:
● Berhenti merokok
● Membatasi atau berhenti konsumsi alkohol
● Berolahraga rutin minimal 30 menit dalam sehari
● Konsumsi makanan sehat, terutama yang kaya akan zinc dan omega-3 karena dapat meningkatkan hormon testosteron
● Melakukan berbagai hobi, meditasi, atau yoga yang dapat mengendalikan stres
● Menjaga berat badan ideal
● Cukup tidur
2. Melakukan Konseling Psikologi
Berbagai cara alami di atas, seperti berolahraga dan melakukan hobi sebenarnya dapat membantu menurunkan stres. Akan tetapi, jika hal itu tidak membantu, cobalah untuk melakukan konseling dengan psikologi atau psikiater.
3. Obat-obatan
Jika cara-cara alami belum cukup untuk membantu mengatasi masalah disfungsi ereksi pada usia muda, cobalah berkonsultasi ke dokter, khususnya dokter spesialis andrologi.
Selain menjalani perubahan gaya hidup sehat, dokter spesialis andrologi juga dapat meresepkan beberapa obat yang membantu dalam mempertahankan ereksi.
Beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi impotensi, antara lain seperti Sildenafil (Viagra), Tadalafil (Cialis) dan Vardenafil (Levitra).
"Ketiga obat di atas bekerja dengan cara meningkatkan aliran darah menuju penis," kata dr Christian.
4. Tindakan Medis
Ada beberapa tindakan medis yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi masalah impotensi yang dialami, seperti:
● Terapi hormon
Salah satu penyebab disfungsi ereksi pada usia muda adalah kekurangan hormon testosteron. Ini dapat ditangani dengan menjalani terapi hormon, yakni testosterone replacement therapy.
● Penis pump
Penis pump dilakukan dengan menggunakan vacuum erection devices untuk membantu menarik darah ke penis sehingga dapat meningkatkan ereksi. Alat ini terbuat dari tabung plastik cincin elastis.
Cincin elastis pada vakum penis berfungsi untuk mempertahankan ereksi, menahan darah di penism dan mencegahnya kembali ke aliran darah.
● Injeksi obat
Selain obat oral, obat yang dapat membantu meningkatkan ereksi juga dapat diberikan lewat injeksi. Nantinya, obat seperti alprostadil dapat disuntikkan langsung ke penis untuk memicu ereksi.
● Operasi
Jika berbagai pengobatan di atas tidak juga memberikan hasil yang diharapkan, operasi dapat dilakukan untuk mengatasi masalah impotensi.
Jenis operasi yang dilakukan akan tergantung pada penyebabnya. Implan penis aau operasi pembuluh darah di penis adalah beberapa yang dapat dilakukan.
5. Pengobatan Alternatif dan Herbal
Terdapat beberapa herbal dan pengobatan alternatif yang diketahui dapat membantu mengatasi disfungsi ereksi pada usia muda.
Beberapa herbal telah terbukti secara penelitian bisa membantu, seperti ginseng, L-arginine atau yohimbe. Namun, mengingat skala atau cakupan penelitiannya masih sangat terbatas, tidak bisa meminumnya sembarang.
Penelitian dengan skala terbatas menandakan bahwa efektivitasnya belum sepenuhnya teruji secara ilmiah. Maka itu, penting bagi untuk berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya.
"Terlebih, jika sedang mengonsumsi obat medis tertentu. Sebab, beberapa jenis obat herbal mungkin saja berinteraksi dengan obat medis yang diberikan sehingga mengurangi efektivitasnya," tutup dr Christian.