TANGERANGNEWS.com- Bank Dunia memperkirakan sebanyak 60,3 persen penduduk Indonesia pada tahun 2024 tergolong miskin jika dihitung berdasarkan ambang batas garis kemiskinan untuk negara berpendapatan menengah ke atas.
Dengan populasi Indonesia mencapai 285,1 juta jiwa, maka jumlah penduduk miskin versi standar tersebut mencapai sekitar 171,9 juta orang.
Dilansir dari Bloomberg Technoz, Perhitungan itu menggunakan pengeluaran harian minimal sebesar US$6,85 atau sekitar Rp115.422 per hari per orang—angka yang dipakai Bank Dunia sebagai batas kemiskinan untuk negara-negara berpendapatan menengah ke atas.
Sebagai perbandingan, jika menggunakan standar garis kemiskinan negara berpendapatan menengah ke bawah, angka kemiskinan Indonesia pada 2024 hanya tercatat sebesar 15,6 persen atau setara 44,4 juta penduduk.
Namun, sejak 2023, Indonesia telah diklasifikasikan Bank Dunia sebagai negara berpendapatan menengah ke atas, sehingga ukuran garis kemiskinan yang lebih tinggi dianggap lebih relevan.
Bank Dunia memperkirakan tingkat kemiskinan di Indonesia, jika mengikuti standar menengah ke atas akan terus menurun dalam tiga tahun ke depan. Proyeksinya turun menjadi 58,7 persen pada 2025, kemudian 57,2 persen pada 2026, dan menyentuh angka 55,5 persen pada 2027.
Di sisi lain, untuk kategori garis kemiskinan negara berpendapatan menengah ke bawah, angka kemiskinan diprediksi akan menyusut menjadi 11,5 persen pada 2027, seiring dengan pertumbuhan permintaan domestik yang berkelanjutan.
Dalam laporan Macro Poverty Outlook*
edisi April 2025, Bank Dunia juga mengungkap bahwa tingkat kemiskinan Indonesia berdasarkan standar menengah ke atas menjadi yang tertinggi kedua di Asia Tenggara, hanya kalah dari Laos yang mencapai 68,9 persen.
Angka tersebut jauh di atas negara-negara tetangga seperti Filipina (50,6 persen), Vietnam (18,2 persen), Thailand (7,1 persen), dan Malaysia (1,3 persen). Bank Dunia tidak mencantumkan data untuk Kamboja dan Myanmar dalam laporan tersebut.
Sementara itu, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) justru menunjukkan bahwa per September 2024, terdapat 24,06 juta penduduk miskin di Indonesia atau setara 8,57 persen dari total populasi. Angka ini menurun dibanding Maret 2024 yang mencatatkan 25,22 juta orang miskin atau 9,03 persen.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebut tren penurunan ini sudah berlangsung sejak pandemi 2020.
"Persentase dan jumlah penduduk miskin terus mengalami penurunan dan pada September 2024 jumlah penduduk miskin di Indonesia 24,06 juta," kata Amalia dalam konferensi pers pada Kamis, 16 Januari 2025, lalu.