TANGERANGNEWS.com-Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak telah usai diselenggarakan di 171 daerah di Indonesia pada Rabu (27/6/2018) kemarin.
Kota Tangerang pun termasuk dalam salah satu daerah yang menyelenggarakan pesta demokrasi lima tahunan itu.
Sampai-sampai, perhelatan Pilkada di Kota Tangerang ini menjadi sorotan dunia. Sebab, pasangan calon kepala daerah hanya melawan kotak kosong.
Sebagai junalis dan juga warga Kota Tangerang, saya mencatat lima fakta menarik mengenai perhelatan Pilkada di Kota Tangerang yang hanya diikuti calon tunggal Arief R Wismansyah - Sachrudin versus kotak kosong.
Berikut rangkumannya :
1. Incumbent Arief - Sachrudin Tak Tertandingi
Kota Tangerang saat ini minim pemimpin. Selain Arief R Wismansyah tiada lagi yang bersedia menahkodai kota penyangga Ibukota Indonesia ini.
Di Pilkada Kota Tangerang 2018, hanya Arief yang mencalonkan diri sebagai Wali Kota Tangerang. Arief sebetulnya merupakan petahana yang sudah memimpin sejak 2013.
Sachrudin, Wakil Wali Kota Tangerang sejak 2013 pun tak ingin menjadi lawan kandidat Arief. Mantan camat Pinang ini lebih memilih melebur dengan Arief.
Arief pun mengiyakannya dan kembali merangkul Wakilnya Sachrudin di Pilkada Kota Tangerang 2018 dengan melawan kotak kosong.
Incumbent tersebut laris manis diusung 12 partai politik. Parpol yang berkoalisi mendukung calon tunggal itu diantaranya Partai Demokrat, PDIP, Golkar, PPP, PKB, PAN, PKS, Gerindra, Hanura, Nasdem, PSI dan Perindo.
Pesta demokrasi tahun ini justru sangat jauh berbeda dibanding periode sebelumnya. Pasangan Arief - Sachrudin yang diusung seluruh parpol, namun pada periode sebelumnya pasangan ini hanya didukung tiga parpol.
Pada 2013, Arief - Sachrudin memiliki empat pasangan lawan diantaranya pasangan Harry Mulya Zein - Iskandar diusung tiga parpol, pasangan Abdul Syukur - Hilmi Fuad diusung lima parpol, pasangan Dedi Gumelar - Suratno didukung dua parpol dan pasangan Ahmad Marju Kodri - Gatot Suprijanto yang didukung enam parpol.
Pada pesta demokrasi 2013, meskipun hanya diusung tiga parpol Arief - Sachrudin pun menang telak dari rivalnya.
Arief - Sachrudin memperoleh suara sebanyak 320.810 pemilih atau 49,05 persen yang diikuti pasangan Abdul Syukur - Hilmi Fuad dengan perolehan suara sebanyak 187.003 atau 29,91 persen pemilih.
Kemenangan itu membuat Arief - Sachrudin menjabat sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang sejak 24 Desember 2013 silam.
2. Kokohnya Arief - Sachrudin di Pilkada Kota Tangerang
Pasangan Arief - Sachrudin membuktikan kekokohannya untuk menjadi pemimpin di Kota Tangerang. Saat pemilihan pada Rabu (27/6/2018), incumbent tersebut menang telak melawan kotak kosong.
Berdasarkan hasil penghitungan real count KPU Kota Tangerang, Arief - Sachrudin memperoleh suara sebanyak 502.563 atau 86 persen pemilih. Sedangkan kotak kosong memperoleh suara sebanyak 82.125 atau 14 persen.
Menurut data KPU, daftar pemilih tetap (DPT) pada Pilkada Kota Tangerang sebanyak 1.027.522 DPT. Dari jumlah tersebut, sebanyak 598.334 masyarakat telah menggunakan hak pilihnya.
Sedangkan suara sah mencapai 580.429 dan suara tidak sah sebanyak 10.587 dengan total suara 591.459 atau jika dipersentasikan mencapai 71 persen partisipasi.
Meskipun perolehan suara tersebut masih menunggu pleno tingkat KPU Kota Tangerang, dipastikan pasangan Arief - Sachrudin bakal menjabat kembali sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang periode 2018 - 2023.
3. Kelemahan Arief - Sachrudin di Wilayah Timur Kota TangerangWalaupun pasangan Arief - Sachrudin menang telak, masyakarat yang memilih kotak kosong tidaklah sedikit.
Bagaimana tidak, kotak kosong yang merupakan pilihan tak berwujud dapat memperoleh suara sebanyak 14 persen. Padahal, lawannya adalah petahana.
Berdasarkan hasil perhitungan real count KPU Kota Tangerang, suara perolehan kotak kosong berasal dari 13 kecamatan di Kota Tangerang.
Namun, dari 13 kecamatan itu, pemilih kotak kosong terbanyak di wilayah Timur Kota Tangerang, yaitu Kecamatan Pinang, Kecamatan Karang Tengah, dan Kecamatan Ciledug.
Tiga kecamatan tersebut, perolehan kotak kosong tertinggi, yakni setelah dikalkulasi berjumlah 30.346 suara.
Jumlah tersebut harus menjadi catatan sekaligus evaluasi bagi Arief - Sachrudin terutama menelisik faktor pemicu atas sikap politik pemilih yang tidak pro kepadanya. Bentuk evaluasi itu tidak harus selalu politis, melainkan evaluasi kebijakan pembangunan lima tahun terakhir di wilayah tersebut.
4. Pilkada Usai, Arief - Sachrudin Langsung Jabat Wali Kota DefinitifSetelah perhelatan Pilkada Kota Tangerang yang diselenggarakan pada Rabu (27/6/2018) usai, pasangan Arief - Sachrudin langsung aktif kembali mengemban tugasnya.
Keduanya kembali duduk di kursi pemerintahan dengan memegang jabatan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang.
Sebab, petahana tersebut masih tercatat sebagai pemimpin definitif di pemerintahan Kota Tangerang dari mulai 24 Desember 2013 hingga Desember 2018.
Jika KPU Kota Tangerang telah melaksanakan pleno perolehan suara Pilkada tingkat KPU dan apabila hasil pleno itu menyebutkan bahwa pasangan Arief - Sachrudin secara resmi terpilih kembali, maka petahana ini akan melanjutkan masa kepemimpinan hingga periode berikutnya.
5. Pilkada Kota Tangerang Dilirik DuniaFenomena calon tunggal baru terasa di Pilkada Kota Tangerang 2018. Fenomena ini pun membuat keberlangsungan Pilkada di Kota Tangerang dilirik dunia.
Pasalnya, 40 pemantau pemilu asing dari berbagai negara turut memantau proses pemberian suara pada Pilkada Kota Tangerang.
Rombongan dari berbagai negara itu datang bersama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI ke TPS 1, Kampung Berkelir, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.
Kedatangan mereka bertujuan untuk dapat memantau langsung proses pelaksanaan pemilu di daerah calon tunggal seperti di Kota Tangerang.
Sejumlah negara yang ikut serta dalam pemantauan Pilkada ini diantaranya seperti Australia, Timor Leste, Amerika, Srilangka, Filipina serta Thailand.