Oleh: Ummu Nazry Najmi Nafiz, Pemerhati Generasi.
TANGERANGNEWS.com-Satu lagi film drama-romantis buatan Indonesia akan menggebrak layar bioskop Tanah Air yaitu SIN. Tema film ini agak kontroversial karena bercerita tetang kakak beradik yang saling jatuh cinta.
SIN adalah film yang diadaptasi dari novel best seller tahun 2017 dengan judul yang sama. Berharap mendapat sukses yang sama, film ini dibintangi banyak aktor top. (Jakarta, Viva.id, 2019).
Satu kata untuk film SIN ini, kontroversial. Betapa tidak, pesan dan nilai yang disampaikan lewat film ini menabrak norma yang selama ini dianut oleh masyarakat, lebih jauh lagi dilarang oleh agama. Kakak pacaran dengan adik atau sebaliknya adik pacaran dengan kakak adalah haram, jika mindset pacaran diartikan sebagai hubungan kasih sayang, karena dorongan jinsi atau dorongan seksual. Karenanya jika mindsetnya seperti ini, maka hal ini akan melahirkan pernikahan sedarah yang sangat dilarang oleh agama.
Lolosnya film SIN dari proses sensor film menunjukkan jika aturan sensor film yang digunakan saat ini tidak lagi mengindahkan nilai-nilai norma dan agama, akan tetapi berlandaskan pada konsep sekulerisme kapitalisme, yang melahirkan faham liberalisme. Semua film akan lulus sensor selama banyak peminat dan penikmatnya atau dengan kata lain selama ada permintaan produk, tak peduli walaupun harus menabrak nilai agama dan sosial kemasyarakatan.
Kenyataan ini sungguh sangatlah berbahaya bagi keberlangsungan hidup sebuah masyarakat. Karena akan mengikis habis norma-norma baik yang ditanamkan oleh agama dalam masyarakat. Lebih jauh lagi, akan menimbulkan kegoncangan, kedzoliman dan kerusakan di masyarakat. Dengan kerusakan yang akan berpengaruh pada hancurnya peradaban manusia.
Masyarakat dibuat dan dipaksa untuk menerima nilai asing yang bertentangan dengan keyakinannya yang dibangun dari pemahaman agama, yaitu masyarakat "dipaksa" untuk memberikan maklum dan "mengizinkan" perilaku menyimpang hubungan sejenis, ataupun hubungan sedarah yang membahayakan tata nilai manusia dan budaya bangsa.
Jika dibiarkan atau malah difasilitasi oleh negara, maka propaganda asing ini yaitu hubungan sejenis dan hubungan sedarah lambat laun akan meresap masuk dalam pikiran masyarakat, dan pada akhirnya masyarakat akan memberikan maklum dan ijin, akibat propaganda media sekuler yang begitu masif. Naudzubillah.
Mau dibawa kemana negeri ini ? Jika masyarakatnya saja pada akhirnya rusak akibat menerima ide asing hubungan sedarah dan hubungan sejenis. Bukankah hubungan sedarah dan hubungan sejenis ini hanya berlaku pada hewan dan binatang saja ? Jika manusia menerima ide asing hubungan sedarah dan hubungan sejenis, lalu apa bedanya manusia dengan binatang? Sungguh tak jauh beda, bahkan manusia akan lebih sesat dan menyesatkan dari binatang sekalipun.
Karenanya, terlihat jelas, bahwa sumber masifnya propaganda rusak lewat media sekuler yang senantiasa dijejalkan pada masyarakat adalah akibat diterapkannya sistem hidup sekuler kapitalis liberalis. Maka saatnya manusia meninggalkan sistem rusak tersebut, dan beralih pada sistem hidup yang manusiawi yaitu sistem Islam kaffah dalam naungan khilafah.
Sistem Islam dengan seperangkat aturannya sungguh telah mengatur bagaimana cara pemenuhan naluri jinsi yang timbul akibat perkembangan fungsi organ tubuh yang berkaitan dengan fungsi biologis manusia. Islam mengharamkan hubungan sedarah ataupun hubungan sejenis ataupun seluruh hubungan yang berafiliasi dengan pergaulan bebas pada manusia. Sebaliknya Islam menghalalkan hubungan lain jenis yang tidak sedarah yang diikat dengan ikatan pernikahan yang sah yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh syariat.
Islam memandang jika pernikahan bukanlah sekedar sarana pemenuhan naluri jinsi (seksual) semata. Akan tetapi pernikahan adalah ibadah. Darinya lahir berbagai macam hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Lahir berbagai macam status dan tanggung jawab. Lahir berbagai macam hak dan kewajiban terkait urusan nasab, nafkah, wali dan waris juga hak dan kewajiban lainnya. Karenanya aturan pernikahan dalam Islam sangatlah terperinci, lengkap dan sempurna.
Berbeda dengan sistem sekuler kapitalis demokrasi liberalis yang akan menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal karena motif pernikahan dalam sistem sekuler kapitalis liberalis adalah sekedar pemenuhan nafsu seksual belaka. Maka sistem sekuler kapitalis demokrasi liberalis akan menghalalkan hubungan sejenis, sedarah, gaul bebas yang penting nafsu seksualnya terpenuhi, tak peduli harus menabrak norma-norma agama.
Karenanya mereka melakukan propaganda sesat yang sangat masif melalui berbagai media sekuler tidak terkecuali melalui film, dikalangan kaum muslimin, agar kesesatannya dapat ditularkan sehingga dapat merusak tatanan kehidupan normal manusia.
Karenanya, terkuak sudah jika film SIN adalah salah satu propaganda sesat kaum liberal yang salah mengartikan makna kasih sayang antara saudara sedarah dengan menginterpretasikannya melalui makna pacaran ala pergaulan bebas, yang bisa berujung pada perkawinan sedarah yang sesat dan menyesatkan.(RAZ/RGI)