Kebijakan belajar di rumah, bekerja di rumah dan ibadah di rumah pun menimbulkan cinta bersemi kembali kepada keluarga, karena banyak waktu untuk berada di rumah dan bersama dengan keluarga, mungkin yang kemarin anak atau istrinya berharap ayah atau suami punya banyak waktu untuk di rumah bukan banyak waktu untuk bekerja, sekaranglah saatnya harapan itu terwujud.
Bahkan kebijakan pemerintah terkait PSBB (pembatasan sosial berskala besar) pun adalah wujud dari cinta pemimpin kepada rakyatnya, himbauan untuk menjaga jarak baik social distancing maupun physical distancing dan stay at home (di rumah saja) adalah merupakan bentuk lain dari pernyataan cinta, seperti diketahui bahwa penyebaran COVID-19 ini disebabkan karena kita bersentuhan dengan orang lain, menyentuh benda atau barang bekas orang yang terkena infeksi, karena droplet (cairan air liur yang keluar ketika berbicara, batuk ataupun bersin) yang tanpa sadar menempel pada tubuh kita dari orang lain, sehingga virus tersebut mendapatkan inang baru.
Sebagai rakyat, seharusnya kita pun membalas cinta yang diberikan oleh pemerintah tersebut, dengan mematuhi segala himbauan dan kebijakan yang berimbas bagi kebaikan kita bersama, dan agar kebijakan PSBB pun berjalan efektif sesuai yang diharapkan.
Memang dibutuhkan kesadaran dan pemahaman terkait ini, namun alangkah baiknya jika kita pun ikut membantu meredam penyebaran virus ini dengan di rumah saja, dengan begitu bukan hanya pemerintah dan tim medis yang kita bantu, tetapi sekaligus juga melindungi diri dan orang-orang yang kita sayangi dari bahaya COVID-19.
Untuk itu himbauan untuk berada di rumah saja sangatlah tepat untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19, kecuali jika memang ada kepentingan di luar rumah yang tidak bisa dihindarkan.
Lalu, sampai kapan kita terpenjara karena corona, sampai kapan kita terbelenggu karena harus berdiam dirumah saja, sampai kapan kita menunggu mahluk ini berlalu, pertanyaan itu sampai hari ini tidak ada yang bisa menjawab dengan pasti, bahkan para ahli hanya bisa memprediksi. Dan prediksi untuk Indonesia adalah di akhir bulan Agustus, 28/08/2020 ( sumber: predictive monitoring of covid-19, update on May 1). Semoga prediksi itu benar adanya, agar kita kembali hidup normal layaknya dulu sebelum pandemik ini, agar kita hidup dengan nyaman, aman tanpa rasa khawatir apalagi takut menjalani hari.
Jangan lupa jaga kebersihan, jaga kesehatan, tetap bersabar dan berdoa semoga pandemik ini segera berakhir.
Dan sesekali tengoklah tetangga kita, tidak usah jauh-jauh agar bisa ikut membantu sesama, apalagi hanya ingin disorot kamera. Lihatlah apakah hari ini mereka bisa makan atau tidak, apalagi di bulan Ramadan ini jika kita berbagi bukan saja bisa membantu meringankan beban mereka, tetapi juga membantu menghilangkan rasa lapar dan dahaga walau hanya sekedar mengganjal perut untuk berbuka puasa dan tentu juga pahala menanti. Insyaallah (RMI/RAC)