Connect With Us

Retreat Pejabat, Mampukah Membawa Kesejahteraan Rakyat

Rangga Agung Zuliansyah | Jumat, 1 November 2024 | 11:39

Ni'matul Afiah Ummu Fatiya, Pemerhati Kebijakan Publik (@TangerangNews / Istimewa)

Oleh: Ni'matul Afiah Ummu Fatiya, Pemerhati Kebijakan Publik

 

TANGERANGNEWS.com-Retreat atau pembekalan pejabat Kabinet Merah Putih (KMP) pemerintahan Prabowo-Gibran belum lama ini dilaksanakan di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah.

Acara yang dilaksanakan selama 3 hari, mulai Jumat 25 Oktober sampai Minggu 27 Oktober 2024 itu memang sengaja dibuat oleh Presiden bahkan telah direncanakan sebulan sebelum pelantikan kabinet. 

Menurut Presiden, acara ini sangat penting dalam rangka menyatukan visi dan misi, membentuk bonding serta team building antar anggota kabinet. Mengingat kabinet gemuk kali ini tidak hanya berasal dari satu partai atau kalangan profesional saja. 

Memang adanya kesatuan visi dan misi sangat penting dalam sebuah lembaga. Retreat atau pembekalan juga sesuatu yang lumrah dilakukan. Namun, yang rakyat butuhkan saat ini bukan hanya pejabat yang memiliki kesamaan visi dan misi serta bersinergi saja.

Saat ini yang lebih dibutuhkan adalah pejabat yang memiliki visi dan misi perubahan yang mampu memberikan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Namun melihat kondisi sistem yang diterapkan saat ini serta orang-orang yang menjabatnya, sangat mustahil keadilan dan kesejahteraan rakyat bisa terjamin.

Pasalnya, sudah berpuluh-puluh tahun bahkan hampir satu dekade penerapan sistem kapitalis, kesejahteraan dan keadilan hanya omong kosong belaka. Rakyat tetap saja menderita.

Hal ini wajar, karena sistem yang diterapkan adalah sistem yang rusak, cacat dari lahirnya. Maka sesuatu yang rusak sudah pasti akan menghasilkan sesuatu yang rusak juga.

Dalam sistem ini, kedaulatan ditangan rakyat yang artinya rakyat lah yang membuat aturan. Tak heran kalau setiap aturan yang dibuat dasar pertimbangannya adalah untung rugi. Dalam pengangkatan pejabat misalnya. Pejabat diangkat bukan berdasarkan integritas dan profesionalitas. 

Hal itu bisa dibuktikan dengan pengakuan Bahlil Lahadalia yang menceritakan adanya tukar guling jabatan antara partai Golkar dan Gerindra. Mulanya, partai Golkar hanya mendapat lima kursi menteri.

Namun setelah melewati negosiasi akhirnya partai berlambang beringin itu pun mendapat jatah tambahan, total jadi delapan kursi menteri dan tiga orang wakil menteri, (tirto.id, Senin 21/10/2024). Sebagai gantinya Gerindra menduduki kursi ketua MPR. 

Makin terlihat jelas, para pejabat lebih berorientasi pada kepentingan pribadi dan kelompok daripada memikirkan kepentingan rakyat. Saat rakyat berunjuk rasa menolak UU Ciptaker yang merugikan buruh dan keryawan, mereka seolah bisu dan tuli.

Namun menjelang pemilu dan pilkada, mereka berlomba-lomba meraih dukungan rakyat. Suara rakyat akan sangat dihargai bahkan dicari-cari sampai kolong jembatan. Berbagai upaya dilakukan termasuk memberikan bantuan tunai langsung. 

Inilah realitas dalam sistem saat ini. Asas yang digunakan adalah untung-rugi, ekonomi yang dijalankan berbasis hutang dan riba. Hal itu karena mereka telah menetapkan pemisahan agama dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka akan sulit bagi rakyat untuk mendapatkan pelayanan publik yang adil dan sejahtera. 

Maka sudah seharusnya kita campakkan sistem yang ada, karena tidak ada yang bisa diharapkan di sana. Kita kembali kepada aturan yang baku yang berasal dari sang Pencipta yakni kembali kepada aturan Allah. 

Dalam Islam, jabatan adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Seorang pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. 

Maka pemimpin atau kepala negara akan menunjuk secara langsung orang-orang yang memiliki integritas tinggi dan kapabilitas yang mumpuni untuk menduduki jabatan tertentu. Integritas di sini berarti memiliki pola pikir dan pola sikap yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Sementara kapabilitas adalah kemampuan atau keahlian sesuai bidangnya. 

Dalam hal ini Rasulullah SAW pernah menolak ketika ada seseorang yang meminta jabatan. Dari Abu Musa al Asy'ari radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda:

"Demi Allah aku tidak akan mengangkat pejabat karena memintanya atau berambisi dengan jabatan itu. "

Dengan demikian maka orang tidak akan berlomba-lomba meraih jabatan untuk mendapatkan keuntungan materi. Namun mereka lebih fokus pada amanah berat yang akan dimintai pertanggungjawaban dunia akhirat. Maka ketika menjalankannya pun didasari rasa keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah Swt. 

Wallahu A'lam.

BANTEN
Wawan Belum Terima Surat Panggilan Kejati Banten, Pengacara Sebut Kasus Sport Center Sudah Inkrach

Wawan Belum Terima Surat Panggilan Kejati Banten, Pengacara Sebut Kasus Sport Center Sudah Inkrach

Kamis, 21 November 2024 | 20:03

Pengacara Tb Chaeri Wardana alias Wawan, Sukatma angkat bicara terkait terkait pemanggilan kliennya oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten atas kasus dugaan korupsi pembangunan sport center.

TOKOH
Profil Marselino Ferdinan Si Pencetak Gol Kemenangan Timnas Indonesia vs Arab Saudi

Profil Marselino Ferdinan Si Pencetak Gol Kemenangan Timnas Indonesia vs Arab Saudi

Rabu, 20 November 2024 | 10:35

Sosok pemain muda Marselino Ferdinan menjadi sorotan setelah mencetak dua gol kemenangan bagi Timnas Indonesia dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Arab Saudi pada 19 November 2024, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

SPORT
Menang 2-0 Atas Sriwijaya FC, Persikota Bertengger di Posisi 4 Klasemen Liga 2 

Menang 2-0 Atas Sriwijaya FC, Persikota Bertengger di Posisi 4 Klasemen Liga 2 

Kamis, 21 November 2024 | 06:48

Persikota Tangerang kembali ke jalur kemenangan setelah mengalahkan Sriwijaya FC dengan skor meyakinkan 2-0 dalam lanjutan Pegadaian Liga 2 musim 2024/2025, di Stadion Benteng Reborn, Kota Tangerang, Rabu, 20 November 2024.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill