TANGSEL-Sedikitnya 33 gelandangan, pengemis (gepeng) dan anak jalanan (anjal) terjaring razia yang dilakukan Satpol PP Kota Tangsel dari berbagai titik wilayah Tangsel, Jumat (1/11).
Titik lokasi yang menjadi incaran Satpol PP diantaranya, Pasar Serpong, Stasiun Serpong, kawasan perkantoran Samsat Serpong, depan WTC Serpong, Pasar Ciputat, Bintaro serta Perempatan Gaplek.
Puluhan penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) ini digaruk dan diangkut ke kendaraan operasional satpol PP untuk pendataan.
Sempat terjadi kejar-kejaran saat petugas hendak menangkap salah seorang anjal yang melarikan diri.
Namun, dapat ditangkap petugas. Bahkan, anak dibawah umur yang meminta-minta di Lampu merah Sinar Mas World School meronta-ronta dan menangis karena menolak diangkut petugas.
Kasatpol PP kota Tangsel Azhar Syamun mengatakan, sasaran operasi adalah para gepeng yang akhir-akhir ini dianggap menganggu ketertiban dan kenyamanan masyarakat.
"Sebelumnya banyak laporan ke tempat kami ulah gepeng itu sering meresahkan maka kita tertibkan. Belasan gepeng ini kita data lalu kita beri pembinaan," katanya, Jumat (1/11).
Dikatakan, razia ini rutin dilaksanakan dan bertujuan untuk menertibkan gepeng di Kota Tangsel. Pihaknya membagi dua tim. Yakni, tim pertama menyisir wilayah serpong, Serpong utara dan Setu. Dari ketiga kecamatan petugas menjaring 15 PMKS. Dengan rincian sembilan gepeng, lima anjal dan satu anak Punk.
Sedangkan untuk tim kedua, menyisir Pamulang, Ciputat Timur, Ciputat dan Pondok Aren. Dikeempat wilayah tersebut petugas menjaring 18 orang. Dengan rincian, 14 gepeng, dua anjal dan dua orang gila.
"Di tujuh kecamatan kita lakukan penertiban di hari yang sama total menjaring 33 orang," ujarnya.
Kata dia, gepeng dan anjal yang terjaring kemudian dikoordinasikan dengan Dinsosnakertrans untuk penanganan selanjutnya.
"Walau menertibkan dengan tegas, namun kami tetap mengedepankan sisi kemanusiaan," terang mantan kabag Humas dan Protoker itu.
Untuk saat ini, kata dia, memberikan peringatan keras dan pembinaan untuk membuat pernyataan tidak lagi melakukan kegiatan yang mengganggu penertiban umum.
"Jika masih terjaring dalam penertiban. Akan langsung kami kirim ke panti sosial," ucapnya.
Salahseorang pengemis Murdi mengaku terpaksa menjai peminta-minta di perempatan Sinarmas World School lantaran tidak mempunyai kerjaan dan butuh uang untuk makan sehari-hari.
"Saya datang dari pantura. Saya sudah tua tidak bisa kerja. Sementara saya butuh uang untuk makan," ujarnya.