Penetapan dan penahanan Ratu Atut Chosiyah Gubernur Banten memasuki babak baru tahun politik di Banten.
Kekuatan dan cengkraman dinasti Atut di Banten satu-persatu mulai tercerabut dari akarnya meskipun belum sepenuhnya bisa mencabut kekuatan politik dinasti di Banten.
Rano Karno sebagai Cawagub Banten saat ini mulai jadi pembicaraan, sosok Si Doel sebagai Wagub Banten yang akan naik menggantikan posisi Atut sebagai Gubernur Banten sesuai aturan Perundang-Undangan, mulai jadi sorotan banyak pihak.
Mampukah Rano Karno menjadi pemimpin di Banten ? Mampukah Rano Karno menghadapi kekuatan-kekuatan dinasti yang masih bercokol di Banten ? Rano Karno yang menjadi Wagub Banten berpasangan dengan Atut sebetulnya 'beruntung'.
Waktu itu Rano Karno masih menjadi Wakil Bupati Tangerang. Karena menghadapi 'ancaman' kekuatan kompetitor Atut sebagai Cagub Banten Wahidin Halim, menjadikan Rano Karno sebagai pilihan utama Atut sebagai pasangannya.
Selama jadi Wakil Bupati Tangerang, Rano Karno terhitung tidak punya cukup prestasi. Tidak ada kiprah ataupun gebrakan yg signifikan.
Pun begitu juga ketika menjadi Wagub Banten terpilih, Rano juga tidak berkutik. Kepopulerannya ternyata tidak bisa dijadikan modal positif oleh Rano untuk membuat gebrakan di Banten.
Ada tanda tanya besar? Apakah Rano tidak punya Kemampuan sebagai leader atau betul dia tidak diberikan ruang ? Beberapa kalangan termasuk Ribka Tjiptaning sesama Kader PDI-P menghujani Rano dengan kritikan tajam perihal ketidakberpihakan Rano terhadap 'Wong Cilik'.
Rano memang beruntung, kedekatan Rano dengan Bu Mega dia manfaatkan dengan piawai. Tapi pilihan Bu Mega kepada Rano tidak secerdas pilihan Bu Mega ketika memilih Jokowi, Bu Risma & Ganjar Pranowo.
Saya termasuk bagian yang 'pesimistis' terhadap kemampuan Rano. Pendapat saya tersebut menyangkut mental dan karakter yg bersangkutan, Rano bukan Leader.
Oleh : Gugus Joko Waskito , Direktur LAKSNU, Warga Tangsel