TANGSEL- Rencana Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangsel pada tahun ini untuk melakukan bedah 28 warga miskin di wilayah tersebut menuai komentar dari Wakil Ketua DPRD Kota Tangsel Rumahaben.
Menurut dia, sebaiknya BAZDA berkoordinasi dengan Pemda atau DPRD setempat. Terlebih, selama ini bedah rumah menjadi persoalan, karena tidak ada transparansi dalam menunjuk pihak ketika dalam menangani proyek tersebut, sebab dilakukan penunjukan langsung.
Ruhamabein mengatakan, dirinya berharap BAZDA bisa berkoordinasi dengan Pemkot Tangsel karena program bedah rumah juga telah menjadi program pemerintah di Tangsel. Dan, menurut dia program itu belum menjadi pemecah persoalan.
“Menurut saya, ya kalau bisa jangan berdiri sendiri-sendiri. Karena selama ini program itu kan sempat mendapat catatan, karena pihak ketiga yang tidak perform. Dan saya lebih setuju uang untuk bedah rumah itu diberikan sebagai modal daripada hanya untuk pemeliharan rumah saja,” terangnya.
Sebab, menurut Ruhamabein, jumlah warga miskin di Kota Tangsel begitu banyak. Jika program bedah rumah dilakukan setiap tahun hanya beberapa rumah saja, menurut dia akan menimbulkan pertanyaan untuk warga miskin yang lain.
“Jadi menurut saya, skala prioritasnya ya peningkatan jual beli, kalau rumah dipelihara kan nanti rusak kembali. Kalau mereka diberikan modal, atau pembekalan dan kemampuan berusaha, rumah mereka dengan sendirinya akan diperbaiki,”terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua BAZDA Tangsel Endang Syarifudin, renovasi rumah tersebut merupakan hasil pengumpulan zakat selama 2013.
”Sebenarnya tidak melampaui target sebesar Rp 3 miliar. Namun, realisasi yang didapat sebesar Rp. 2,5 miliar. Tetapi tetap kami akan salurkan untuk bedah rumah, meng-gaji guru TPA, beasiswa untuk anak tidak mampu serta renovasi musala," ucapnya.
Sebelumnya: :
Duh! Rumah Warga Hasil Bedah Rumah Pemkot Tangsel Roboh