TANGSEL-Aksi para terapis di tempat panti pijat plus-plus yang ada di Tangsel membuat para pria hidung belang tak kapok untuk kembali datang. Padahal untuk sekali datang, sedikitnya sang pria hidung belang harus merogoh koceknya sekitar Rp500 ribu.
Pengakuan salah seorang terapis di sebuah tempat pijat yang ada di sekitar wilayah Serpong, tarif untuk memijat tanpa plus Rp250 ribu. “Kalau mau plusnya satu ya sekitar Rp500 ribu, kalau plusnya dua ya ditambah Rp250 ribu lagi,” ujar terapis yang mengaku bernamaVera.
Menurutnya, dalam sehari dirinya bisa mendapat ‘pasien’ sekitar tiga orang. “Itu paling sepi mas. Biasa usia yang datang 25-50 tahun,” ujarnya.
Menjamurnya tempat hiburan di Kota Tangsel rawan akan penyimpangan seks. Untuk itu, Satpol PP Kota setempat bakal mengawasi dengan ketat operasional tempat hiburan terutama panti pijat.
Kepala Satpol PP Kota Tangsel Azhar Syam’un mengatakan, pihaknya tidak memungkiri ada praktek prostiotusi berkedok panti pijat di Kota Tangsel.
Sebab, kata dia, beberapa waktu lalu, pihaknya menggerebek panti pijat di kecamatan Ciputat Timur mendapati praktek prostitusi. "Tetapi kan tidak semuanya menyalahi aturan," ungkapnya, Senin (3/3).
Dikatakan pihaknya tidak dapat menyisir seluruh panti pijat lantaran terkendala petugas di lapangan. Untuk itu, pihaknya bakal menyisir seluruh panti pijat di tujuh kecamatan secara bertahap.
"Kalau memang terbukti panti pijatnya tidak mengantonngi izin dan ada konsumen sedang melakukan praktek prostitusi akan kami tutup," katanya.
Menurutnya keberadaan panti pijat bukan usaha yang dilarang. Tetapi, tindakan penyimpangan di lokasi tersebut yang dilarang. Praktek prostitusi ini tidak sesuai dengan motto Kota TAngsel yakni, Cerdas, Modern dan Religius. "Maka dari itu, kita bisa sanksi tegas untuk menutup panti pijat yang terbukti melakukan tindakan prostitusi," ujarnya.