TangerangNews.com

Pasien Terlantar 8 Jam di RSUD Kota Tangerang

Rangga Agung Zuliansyah | Selasa, 25 Maret 2014 | 18:24 | Dibaca : 4820


Tempat pendaftaran pasien rawat jalan RSUD Kota Tangerang ( / Rangga)



 
TANGERANG-Olman Simanjuntak, 32, warga Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang yang dinyatakan suspect DBD oleh puskesmas setempat. Namun, dia tidak mendapatkan pelayanan maksimal di RSUD Kota Tangerang. Dia dibiarkan begitu saja selama 8 jam tanpa mendapat kamar.
 
Kakak pasien bernama Kamsir, 36, menuturkan, adiknya masuk ke RSUD Kota Tangerang sejak pukul 14.00 WIB, pada Senin (24/3), setelah dirujuk dari Puskesmas Babakan.
Lalu, setibanya di RSUD, pasien hanya dirawat di UGD sambil menunggu kejelasan terkait ruang kamar. Namun, hingga pukul 20.00 WIB, pasien tak kunjung dipindah ke ruang rawat inap, dengan alasan kamarnya penuh.
 
"Diagnosanya awalnya DBD, lalu diinfus dan dikasih obat seadanya, tapi disuruh di UGD dulu katanya belum ada kamar, sampe jam 8 malam saya tiba-tiba disuruh nyari kamar dirumah sakit lain dengan alasan kamar di RS ini penuh," jelasnya, Selasa (25/3).
 
Kamsir menyayangkan lambatnya pemberitahuan yang dilakukan RSUD untuk mencari RS lain. Padahal dirinya membawa sang adik ke RSUD Kota Tangerang dengan harapan bisa mendapatkan pengobatan gratis lewat layanan multiguna, karena ia termasuk warga miskin Kota Tangerang.
 
"Kalau memang gak ada kamar, harusnya bilang dari siang. Kenapa harus menunggu sampai malam, baru di kasih tau," terangnya.
 
Sementara Direktur RSU Kota Tangerang dr Ati Pamudji saat dikonfirmasi membantah telah menelantarkan pasien. Menurutnya, pihaknya telah melakukan penanganan pasien sesuai dengan SOP.
 
"Apapun kondisinya, kita tangani dulu, tapi ternyata memang kamar penuh, sehingga kami sarankan keluarga mencari kamar di RS lain yang juga jadi rujukan program kesehatan gratis, kami ikut kok membantu tapi memang belum dapat hingga saat ini," ujarnya.
 
Diakui Ati, pasien masuk sejak siang dan langsung dirawat di UGD. Pasalnya, memang kondisi rumah sakit dan ketersedian kamar yang belum memadai. Selain itu juga, Sumber Daya Manusia (SDM) belum lengkap. Sehingga dari total 300 tempat tidur, pihaknya hanya bisa menyediakan 60 tempat tidur.
 
"Kita kekurangan tenaga non paramedis seperti administrasi, kasir, laundry dan juru masak. Jadi perawat yang ada kita berdayakan sementara untuk menjalani tugas itu, sehingga kita hanya mampu layani sampai 60 tempat tidur saja," katanya.
 
Ati menambahkan, dari 60 tempat tidur, sebanyak 50 tempat tidur digunakan untuk rawat inap murni dan 10 tempat tidur untuk ruang kebidanan. “Jadi untuk rawat inap itu kita bagi lagi 15 tempat tidur untuk ruang interna, 15 untuk ruang anak, 10 untuk ruang umum dan 10 untuk ruang bedah,” ujarnya.