TangerangNews.com

Pesawat Swan Air Terbakar 5 Tewas

Denny Bagus Irawan | Kamis, 16 Oktober 2014 | 18:19 | Dibaca : 2722


Simulasi Penanganan Keadaan Darurat di Bandara Soekarno - Hatta (Rangga A Zuliansyah / TangerangNews)


TANGERANG-Pesawat Swan Air RR-235 tipe Boeing 737 200 yang terbang dari Sydney, Australia terbakar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.  Akibatnya, lima orang tewas dan 60 lainnya dari 350 penumpang luka berat serta sedang.
Peristiwa tersebut terjadi dalam simulasi penanganan keadaan darurat pada Kamis (16/10).

Senior General Manajer Bandara Soekarno-Hatta Bram Bharoto Tjiptadi mengatakan, latihan penanganan darurat yang disertai skenario tersebut bertujuan agar isntansi terkait selalu siap dalam keadaan apapun.  Dalam skenario tersebut, pilot pesawat bernomor registrasi JR-XXX sebelumnya telah memberitahukan kepada petugas Air Traffic Control (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Approach Radar bahwa pesawat mengalami gangguan pada Nose Wheel Gear.

“Kemudian Pilot meminta clearance pada petugas ATC bahwa pesawat akan melakukan Fly Pass di atas runway 25 R (utara) satu putaran dalam kondisi nose wheel gear dalam posisi miring (out of position). Sehingga pesawat tersebut harus melakukan prosedur dumping fuel,” terangnya.

Mendapat informasi dari pilot tersebut, otoritas bandara segera melakukan tindakan disaster response dengan mengerahkan seluruh satuan tugas terkait antara lain : Pemadam Kebakaranm, Imigrasi, Bea dan Cukai, Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta,  Kepolisian dan Airport security untuk meluncur ke lokasi pesawat di  Main Fire Station PKP-PK Bandara Internasional Soekarno-Hatta. 

“Api berhasil dipadamkan dalam tempo tiga menit. Seluruh penumpang yang histeris segera dievakuasi ke holding area untuk didata dan diberikan pertolongan pertama,” tuturnya.

Jumlah passenger on board adalah sebanyak 350 orang, dengan jumlah korban luka berat sebanyak 20 orang, luka sedang sebanyak 40 orang, dan 5 orang meninggal dunia. 

Tri S. Sunoko, direktur utama PT Angkasa Pura II mengatakan, bahwa ini hanyalah simulasi latihan Penanggulangan Keadaan Darurat yang merupakan program rutin seluruh kantor Cabang PT Angkasa Pura II setiap dua tahun sekali di masing-masing bandara untuk mengevaluasi kinerja setiap Bandara. 

“Yang dievaluasi adalah terkait dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM), peralatan yang digunakan, maupun respons time, yang telah menjadi ketentuan International Civil Aviation Organization (ICAO), yaitu tiga menit,” ujarnya. 

Skenario pada Latihan PKD tersebut  penanganannya disajikan secara riil dan sesuai dengan prosedur dokumen AEP yang berlaku di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, diantaranya adalah latihan komando, komunikasi dan koordinasi, serta pengaktifan Emergency Operation Centre, latihan Penanggulangan Keadaan darurat aircraft accident oleh PKP-PK Bandara Internasional Soekarno-Hatta, latihan pengaturan koordinasi lapangan (command post), latihan penanganan korban di collection area, triage area, care area dan pengangkutan korban ke rumah sakit rujukan.

”Sebab dalam keadaan apapun, kita harus siap. Seperti petugas pemadam kebakaran, mereka harus stanby diatas kendaraan dengan kunci kendaraan yang selalu berada di mobil. Itu harus siap,” katanya.