TangerangNews.com

Pekerjanya kabur tak dibayar mandor, program bedah rumah di Tangsel roboh

Keating | Senin, 8 Desember 2014 | 19:57 | Dibaca : 4682


Rumah pasangan Marsahid dan Maryam yang roboh karena ditinggal kuli bangunan. (keating / TangerangNews)




TANGSEL-Bantuan bedah rumah untuk warga miskin di Kota Tangsel sepertinya tak memberikan manfaat kepada pasangan Marsahid dan Maryam. Sebab, dinding rumahnya ambrol dua minggu lalu setelah mendapat bantuan program bedah tersebut.
 
Dinding rumah pasangan tersebut yang terletak di Jalan Delima Raya 4, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangsel itu rubuh saja saat sedang dibangun pada minggu (07/12) petang.

Menurut Marsahid sang pemilik rumah, para pekerja bangunan yang mengerjakan program bedah rumah udah pada kabur seminggu yang lalu, hal itu terjadi karena tak kunjung dibayar oleh sang mandor yang bernama Yono. "Dari tujuh orang pekerja yang merenovasi rumah saya, enam orangnya sudah kabur karena tak mendapat upah dari mandornya," ujarnya.

Akhirnya, dinding yang roboh setinggi 3,20 cm kembali dibangun oleh tiga orang pekerja lainya, dari warga sekitar yang sukarela membantu.

Marsahid mengungkapkan, renovasi rumah ini merupakan program Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Tangsel tahun anggaran 2014. Namun pada kenyataanya, bantuan yang didapat sangat jauh dari harapan.

Selain material bangunan yang buruk kualitasnya, rancangan bangunan sangat jauh dari kata aman.
"Iya nih, bangunan ini tidak ada peyangganya, pantas aja roboh tanpa ada hujan atau angin kencang," ungkap Hartono, salah satu pekerja bangunan.

Tak hanya itu, pengiriman bahan bangunan sering terlambat. Contohnya, batu split yang bahan dasar untuk mengecor pondasi belum juga tersedia, sehingga dia berinisiatif menggunakan batu bekas dari pecahan material bangunan yang roboh.

Sementara itu Maryam, mengaku masih khawatir untuk menempati rumah tersebut setelah selesai nanti.
Akan tetapi, karena dia bersama suami dan keempat anaknya tak ada tempat tinggal lain, mau tidak mau keluarganya terpaksa tinggal disana.
"Saya sempat kaget pas ngeliat temboknya roboh, dan sekarang dibangun lagi sama warga sekitar. Kalau nanti rumahnya selesai saya terpaksa tinggal meski kondisi mengkhawatirkan karena gak ada tempat tinggal lain," tutupnya.

Berdasarkan pantauan dilokasi pada Senin (08/12), tidak ada papan pemberitahuan lamanya pengerjaan renovasi rumah serta nominal anggarannya.

Kepala Bidang Pemukiman Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pemukiman, Carsono mengatakan, kejadian tersebut berawal saat pemasangan batako, harusnya dicor sama tiangnya. “Ini bukan masalah konstruksi yang tidak kuat, karena kena kaso akhirnya roboh,” terangnya.

Ditanya berapa anggaran untuk bedah rumah tersebut, Carsono menjelaskan, untuk satu rumah sebesar Rp60 juta. Terkait Mandor dan kontraktornya yang kabur, Carsono akan memanggil pelaksana dan kontraktornya. “Kita akan panggil dan meminta keterangan,”katanya.

Hingga saat ini, masih banyak bangunan bedah rumah yang belum selesai, dia menjelaskan, sudah 50 persen pekerjaan selesai.
 “Ada 40 bangunan bedah rumah, dan 50 persen sudah selesai,” tutupnya.