TANGERANGNEWS- Pascagempa berkekuatan 7,6 SR, kondisi kehidupan di Padang, Sumatera Barat lumpuh total. Tidak hanya roda perekonomian yang tidak berputar, secara sosial masyarakat panik lantaran tak ada yang bisa dimakan. Direktur Eksekutif Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin mengatakan bahwa saat ini pasar tutup lantaran pedagang tidak beraktivitas. Ironisnya, semua logistik yang bisa menupang kehidupan masyarakat tidak terlihat. "Ini akan berbahaya, kalau tidak ada restoran, tidak ada warung, tidak ada bahan kebutuhan pokok, tidak ada jual beli maka dalam sehari dua ini akan chaos. Ini hal paling penting diatasi selain tanggap darurat bencana medis," kata Ahyudin melalui saluran telepon. Ditambahkan, para relawan yang turun langsung dan masyarakt masih kebingungan mencari logistik untuk sekadar makan. Karena itu, harus ada upaya yang massif untuk memastikan logistik bisa tersedia. "Masyarakat akan kelaparan, saat ini memang mereka masih punya stok. Tetapi akan membuat kepanikan jika berlangsung beberapa hari lagi. Kami sedang mengupayakan agar distribusi logistik sembako bisa masuk dari daerah lain. Khususnya di titik-titik pengungsian," kata Ahyudin lagi. Ahyudin menceritakan ACT bergabung dengan jejaring Mitra Peduli Indonesia (MPI), Kabisat Indonesia dan Oxfam serta INDOPOS Peduli (Jawa Pos Grup) membangun posko-posko pengungsian di sejumlah titik di daerah Pariaman. Karena daerah tersebut merupakan kawan terparah akibat lokasi gempa. (ir/jp)