TANGERANG-Wali Kota Tangerang Arief R Wismanyah mendorong agar Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) juga menyediakan teknologi yang manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat, baik dari sisi kesehatan, industri maupun kebersihan.
Dia menyontohkan bagaimana nuklir bisa menjadi salah satu energi alternatif yang bisa digunakan oleh industri besar sebagai pengganti dari batu bara.
“Tangerang banyak industri yang masih pake batu bara, kan kalau ada nuklir bisa dimanfaatkan, apalagi mungkin biayanya bisa lebih murah." Kata Arief saat menerima audiensi dari BATAN di ruang Kerjanya, Senin (22/06).
Sementara dari sisi kesehatan, Arief berharap nuklir ini bisa menjadi salah satu solusi penanganan kesehatan yang ada di masyarakat. "Saya pernah mendengar dari salah satu profesor, yang menyampaikan kalau nuklir bisa dikembangkan untuk memberantas nyamuk malaria," papanya.
Arief mengaku sangat mendukung terhadap pengembangan energi nuklir melalui Program Reaktor Daya Eksperimen (RDE) yang dilakukan oleh BATAN, selama pengembangannya bertujuan sebagai solusi permasalahan yang ada di masyarakat.
Namun, sebagian besar masyarakat masih berpikir tentang dampak radiasi negatif yang akan dihasilkan Nuklir. Meskipun tanpa disadari bahwa Nuklir dapat menjadi salah satu potensi energi terbarukan yang kedepannya juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
"Paradigma masyarakatnya dulu yang harus dirubah, selama ini kalau dengar nuklir bawaannya pasti ada hubungannya dengan hal yang menakutkan, ya bom-lah, atau radiasi-lah" ujarnya
Karena itu, BATAN harus bisa memberikan pemahaman terlebih dahulu terhadap dampak positif yang dapat dihasilkan oleh Nuklir kepada masyarakat. Baginya, selama ini Penelitian yang dilakukan oleh BATAN cenderung tertutup dan tidak terpublikasikan, apalagi manfaatnya pun belum terasa di masyarakat.
"Selama ini saya saja tidak tahu kalo BATAN punya reaktor di Puspitek, selain kurang sosialisasi, kita juga belum merasakan langsung manfaat dari penelitian yang dibuat oleh BATAN," papar Arief.
Kepala BATAN Djarot S Wisnubroto menyampaikan bahwa teknologi pengembangan iradiator akan menjadi salah tekhnologi yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat dalam waktu dekat, rencananya proyek ini akan selesai tahun 2017. Sementara itu untuk RDE membutuhkan waktu yang relatif panjang sekitar 7-10 tahun.
"Untuk itu kami meminta dukungan pemerintah daerah untuk terus membantu BATAN, khususnya dalam mensosialisakan ke masyarakat sekitar akan dampak positif dari teknologi ini." pungkasnya.
Pertemuan ini dihadiri langsung oleh Kepala BATAN Djarot S Wisnubroto. Pertemuan ini membahas rencana pengembangan RDE dan Iradiator yang dimaksudkan sebagai pembelajaran penguasaan PLTN sekaligus sebagai induk PLTN komersial.
Sementara untuk iradiator salah satu pengembangan yang paling mencolok adalah dapat digunakan sebagai teknologi pengawetan makanan.