TangerangNews.com

KUA Rusia akhirnya akui pasangan ini jadi Suami Istri

Denny Bagus Irawan | Minggu, 28 Juni 2015 | 13:26 | Dibaca : 4539


Dmitry Kozhukhov dan Alisa (Dailymail / TangerangNews)


Sudah pasti jika kita melihat foto pasangan ‘wanita-wanita’ diatas ini tak akan menduga jika mereka merupakan pasangan yang akan menikah. Kalau pun iya, kita akan men-judgenya sebagai pernikahan sesama jenis yang sedang terjadi dizaman modern belakangan ini.
 Dmitry Kozhukhov dan Alisa

Nyatanya, diantara mereka adalah pria dan wanita. Calon pengantin prianya bernama, Dmitry Kozhukhov, 23, yang nekat berpakaian, berdandan sebagai wanita untuk upacara pernikahannya yang berlangsung di Moskow, Rusia.

Dmitry yang lebih suka dipanggil Alina Davis, menggambarkan dirinya sebagai 'androgyne' atau seseorang yang tidak mampu cocok rapi ke baik peran gender.


Dan dia mengaku merasa lebih nyaman sebagai seorang wanita, meskipun gairah seksnya masih tertarik untuk perempuan.


Sedangkan pengantin wanitanya bernama Alisa, 19. Dia lebih dikenal di Moskow dengan panggilan akrabnya Alison Brooks.


Pasangan itu menikah meskipun kantor urusan pernikahan setempat menyatakan  ketidaksetujuannya dengan cara mereka menikah yang menggunakan gaun pengantin putih dua-duanya.


“Pada bulan Mei, kami mengisi aplikasi di kantor registri, dan penampilan kami tidak saat itu tak menyebabkan pertanyaan sama sekali,” tutur Alina.

"Tapi hanya beberapa minggu kemudian sebelum pernikahan mereka mulai memanggil kami. Ketika mereka tidak bisa menghubungi kami, mereka menelepon ibuku," terangnya.

 

Kantor urusan pernikahan atau registrasi setempat khawatir jika keduanya akan merayakan pernikahan dengan gaun pengantin putih, seperti yang memang mereka akhirnya lakukan.  

“Kepala kantor registri memintanya untuk mengajar kita bahwa kita tidak akan muncul mengenakan gaun itu, karena di Rusia pernikahan adalah antara seorang pria dan seorang wanita, dan tidak ada cara lain,” terangnya.

"Dia mengancam bahwa dia tidak akan membiarkan kita untuk datang dengan pakaian seperti itu,” tuturnya.

"Ketika saya menelepon, dia mengancam saya dengan hukuman administrasi, mereka mengatakan sesuatu tentang penghinaan, meskipun kami tidak menikah di gereja."


Akhirnya registri kantor 'menyerah' karena, pada kenyataannya, tidak ada aturan tentang penggunaan gaun pasangan menikah.

Bahkan, Alina mengklaim, bahwa kantor registri lainnya siap untuk menyambut mereka 'dengan tangan terbuka' karena mereka menyukai gagasan publisitas.

"Saya percaya bahwa kita telah menciptakan preseden penting,untuk pernikahan seperti ini di Rusia,” terang Alina.

 
Sedangkan Alisa menegaskan, bahwa dia mengambil langkah pertama dalam hubungan ini di Rusia. 

"Pria ini datang kepada saya, lalu berkata bahwa saya sangat cantik," terangnya.

 
Ketika ditanya, bagaimana dia akan menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa orang tua mereka berdua 'wanita', dia menjawab.  'Mengapa kita perlu menjelaskan? Ini adalah cara itu. "