TangerangNews.com

3 Kepala Kerbau & Kembang 7 Rupa ditanam di Pintu Air 10 Tangerang

Rangga Agung Zuliansyah | Minggu, 2 Agustus 2015 | 18:39 | Dibaca : 22359


Lokasi tempat mengubur kepala kerbau di Pintu Air 10 Tangerang. (Rangga A Zuliansyah / Tangerangnews)


TANGERANG-Pasca jebolnya salah satu pintu di Bendung Pintu Air 10 Kota Tangerang, Pemerintah Kota Tangerang melakukan ritual potong kerbau dan selamatan. Hal tersebut dipercaya masyarakat setempat untuk mendapat keberkahan. Ritual potong kerbau dilakukan pada Jumat (31/7) siang usai salat Jumat.

 

Tiga sapi dewasa dipotong, lalu kepalanya ditanam atau dikubur di tanah tak jauh dari pintu air. Tanah tersebut kemudian ditaburi kembang tujuh rupa. Selanjutnya daging sapi dibagikan kepada warga sekitar.  Lalu pada Sabtu (1/8), para petugas Pintu air 10 melakukan syukuran dan tahlilan.

 

"Ya ada pemotongan kerbau oleh pihak Pemkot Tangerang, katanya sih supaya berkah. Mungkin kepercayaan masyarakat sini," kata salah satu petugas penunggu  pintu air 10, Rano Maridansah, Minggu (2/8).

 

Menurut Rano, untuk kegiatan selamatan memang kerap dilakukan pegawai pintu air 10 jika mau melakukan perbaikan. Hal tersebut agar pegawai mendapat keselamatan dan kelancaran selama proses perbaikan. Namun untuk ritual potong kerbau sendiri baru pertama kali dilakukan. "Kalau selamatan sih kita biasa melakukan, biasa sehari sebelum perbaikan. Tapi potong kerbau baru tahun ini saya tahu," jelasnya.

 

Rano menjelaskan, masyarakat setempat memiliki mitos terkait pintu air 10. Mereka percaya adanya penunggu yang mendiami bendungan yang dibangun dari zaman belanda itu.

"Mungkin mereka percaya bahwa jebolnya pintu air 10 berkaitan dengan penunggunya," jelas Rano.

 

Rano menambahkan, dia sendiri belum pernah melihat sosok penunggu tersebut. Hanya saja dia kerap mendengar dari petugas lain yang melihatnya.

 "Katanya sih sosoknya beda-beda, ada perempuan, ada buaya, ada naga. Tapi saya sih selama delapan tahun kerja disini belum pernah lihat, cuma denger-denger saja," katanya.